Selasa, 31 Mei 2016

Maafkan Aku Papa

Maafkan Aku Papa - Aku baru saja naik ke-kelas 2 SMP saat aku mulai merasa ada yg salah dlm diriku (saat menceritakan ini usiaku sudah 16 tahun). Sebagai sisiwi SMP aku termasuk anak yg pintar. Namaku Arini, panggilan sehari-hariku Rini. Aku lebih suka bergaul dengan teman yg diatas usiaku, dan aku punya teman akrab yg masih tetanggaku, mereka adalah mbak Inun (18)tahun dan mbak Riska(18)tahun. Mereka berdua saat itu masih duduk dibangku SMA kls 3. Walaupun aku masih kls 2 SMP tapi mereka menganggapku sebagai teman baik, dan aku juga merasa beruntung karena banyak hal berupa wawasan yg bisa aku dapatkan dari mereka berdua.


Suatu hari kami pernah ngumpul saling ngegosip dirumah mbak Riska, karena kebetulan orang tuany dan adiknya lagi bepergian kerumah pamannya. Kami bertiga banyak bercerita dan saling curhat sambil menikmati rujak yg kami buat sendiri. Ntah darimana awalnya mbak Riska bisa cerita tentang dia dan pacarnya, begitu juga mbak Inun, gak mau kalah menceritakan perjalanan cintanya dengan pacarnya. Aku tidak tau sama sekali kalau waktu itu pergaulan mereka berdua sudah melewati batas wajar, dan aku menyadarinya setelah aku terjerumus akibat pengaruh pergaulan dan cerita mereka. Aku ingat waktu itu mbak Riska bercerita kalau pacarnya sangat menyayginya dan sangat bangga punya pacar, begitu juga mbak Inun, yg mengatakan sungguh nikmat berpacaran. Waktu itu aku tidak tau sama sekali tentang arti pacaran yg sesungguhnya, karena usiaku masih hampir 14 tahun.
Kalaulah saat itu aku menyadari bahwa mereka bukanlah teman yg baik, mugkin aku tidak menjadi seperti sekarang ini. Aku merasa seperti menyesal dan seperti merasa ada yg lain pada diriku. Berkali-kali aku curhat menceritakan pada orang yg sudah dewasa tentang semua yg kualami, tapi tetap saja beranggapan bahwa aku yg salah.
Cerita Ngentot | Disaat acara ngumpul dirumah mbak Riska itu, ada hal yg membuatku selalu tanda tanya, ada hal yg membuat pikirannku selalu membaygkannya, dan aku semakin penasaran aja. Menurut mereka berdua (yg saat itu aku tidak tahu sama sekali kalo mereka punya niat buruk padaku), cewek remaja itu dijaman sekarang gak jamannya lagi kalo belum kenal cinta, gak jamannya lagi kalo belum punya pacar. Dan mereka berdua juga sangat terbuka padaku, bahkan mereka cerita kalau mereka sudah tidak perawan lagi. Menurut mereka juga, sex itu indah…sex itu segalanya apalagi bila dilakukan dengan pacar. Semua cerita mereka saat itu seolah membuat agar aku malu belum punya pacar.
Aku bahkan saat itu diejek, dikatai kalo aku itu kurang pergaulan, walau aku sudah bilang umurku baru hampir 14 tahun, tapi malah dibilang kalo aku itu anak mami, anak pingitan dan tidak kenal dunia luar. Sebagai gadis remaja yg sudah SMP aku marasa malu dikatain begitu, aku merasa gak senang kalo dibilang kurang pergaulan. Dan masih kuingat kalau ada kata-kata mereka yg katakan, bahwa aku tidak pernah punya cerita gaul tentang pacaran dan nikmat pacaran. Dan aku lebih merasa terhina lagi saat mbak Ani bilang, wanita itu belum dikatakan wanita kalo belum rasakan sex…wanita itu masih belum bisa dibilang wanita sesungguhnya, kalo belum menikmati sex. Perkataan itulah yg buat diriku yg akhirnya menjadi pukulan berat bagiku.
Aku tidak bisa bilang apa-apa saat mereka mengatakan itu setengah mengejek padaku, bahkan kuingat mataku hampir berkaca-kaca saat itu karena malu sekali mendengarnya. Mereka berdua sadarkan aku, kalo aku memang gadis yg tidak gaul alias kuper, gadis pingitan yg belum kenal cinta dan sex. Dan aku juga gadis yg belum bisa dikatakan wanita yg sesungguhnya, karena belum pernah merasakan atau menikmati sex.
Sejak mendengar perkataan teman-temanku itu, setiap hari hanya perkataan itu saja yg ada dlm lamunanku, setiap saat teringat dan itu membuatku sedih. Aku jadi malu pada diriku sendiri (ternyata aku kuper). Dan sejak itu aku sering menghindar dari mereka berdua, karena kusadari diriku kuper. Setiap hari aku melamun dan mengingat-ingat cerita mereka, mengingat cerita mereka tentang ciuman, cerita mereka tentang melakukan sex, cerita mereka cara memuaskan pacar mereka. Apalagi mereka bilang, buat apa punya wajah cantik kalo belum punya pacar dan belum tahu sex, belum rasakan nikmatnya sex. Kata-kata itu bila terngiang ditelingaku menyakitkan sekali. Dan aku gak mau jadi gadis yg kuper seperti yg temanku katakan, aku tidak mau jadi gadis kuper yg belum pernah rasakan sex.
Dlm hatiku, aku harus punya pacar, aku harus bisa jadi wanita yg sesungguhnya, dan aku gak mau jadi penasaran terus menusrus. Maka sejak itu aku mimpi ingin punya cowok yg bisa jadi pacarku, tapi karena aku masih kls 2 SMP, sulit rasanya nemukan cowok yg bisa jadi pacar. Walau kuakui wajahku sangat manis dan imut, tapi bodiku gak begitu tinggi karena umurku 14 tahun kurang 2 bulan saat itu. Hampir selama 2 bulan aku merubah penampilanku, aku sering dandan secantik mungkin (agar ada yg menaruh perhatian padaku). Tapi sampai 2 bulan aku belum juga menemukan pacar yg kuharapkan, bukan karena aku jelek, tapi gak mungkin aku yg agresif deketin cowok. Maka aku sampai putus asah, karena belum ada dapat cowok yg akan jadi pacarku. Dan sungguh ini buatku makin malu pada diri sendiri.
Hingga disuatu hari, siang itu aku sudah pulang dari sekolah, sudah makan siang dan sudah beres-beres dikit pekerjaan rumah, dan tinggal nyantai mempercantik diriku yg memang manis dan imut. Aku kecarian sama yg namanya sisir. Kucari dikamarku gak ada, kucari-cari dimana-mana juga gak nemukan. Akhirnya kucari dikamar mama (mamaku kerja dari pagi sampai malam sebagai bisnis berlian). Disana kutemukan sisir mamaku yg memang punya alat-alat lengkap untuk merias diri. Dan sungguh ada sesuatu dlm kamar mamaku yg membuat aku sama sekali gak bisa mikir jernih, aku seperti terhipnotis, dan jantungku detaknya gak menentu.
Saat itu kulihat papaku sedang tidur diranjangnya (papaku 39 tahun kerjanya gak menentu, tapi punya rumah kontrakan 5 pintu dibelakang rumah kami). Kulihat papa sedang tidur diranjang dengan hanya memakai celana dlmnya saja yg berwarna hitam. Aku langsung keluar kamar karena malu dan takut kalo nanti papa terbangun dan melihatku ada dikamarnya. Baru saja aku akan sisiran dlm kamarku, tapi baygan papaku yg sedang tidur dlm kamarnya teringat jelas dibenakku, dan sangat mengganggu pikiranku. Aku malah merasa jantungku makin berdetak kuat gak nentu. Dan kuakui pikiranku jadi jorok, jadi teringat cerita temanku tentang sex. Mungkin karena setan telah merasuki pikiranku dan rasa penasaran yg telah lama aku pendam, maka aku beranikan diri untuk masuk lagi kekamar papa.
Langkahku pelan agar tidak didengarnya, dan saat aku sudah dipintu kamarnya, aku sempat berhenti, karena perasaan cemas takut kalo dia terbangun dari tidurnya. Hampir kuurungkan niatku waktu itu, tapi karena penasaran yg terpendam selama ini, maka aku melangkah mendekati papa keranjangnya, ruangan kamar papa tidak gelap juga tidak gitu terang kali. Dari jarak 1 meter ketubuh papa, aku berhenti melangkah, aku masih berdiri memandangnya, aku perhatikan matanya benar-benar tidur pulas. Aku pandangi tubuh papaku, “gagah” batinku. Lalu rasa penasaran semakin, waktu kupandang celana dlmnya, yg membuatku melangkah mendekatinya. Aku duduk pelan disampingnya membelakangi wajahnya, dan mataku selalu memandang arah paha dan celana dlmnya, yg saat itu kulihat agak mengembung. Tapi perasaan takut selalu mengingatkanku saat itu. Gimana kalau ketahuan papa kalo aku ada duduk disampingnya.
Sebelum tanganku memegang celana dlmnya, aku melihat kearah wajahnya untuk mastikan kalau papa gak bangun dari tidurnya. Pelan sekali kesentuh celana dlmnya. Karena rasa ingin tauku yg begitu menggebu, kubuka celana dlm papaku dengan sangat berhati-hati sekali, aku takut sekali kalo sampai ketahuan papa. Dengan jari tangan kananku, aku berhasil turunkan cd papa walaupun cuma sedikit, dan ternyata tidak ada tanda-tanda kalau papa terbangun. Dan kutarik lebih bawah lagi cd nya hingga nampak semua benda terlarang papa, dan aku memang terkejut, rasa ingin tauku terjawab sudah, dan aku bukan gadis kuper lagi (karena sudah melihat sendiri alat sex laki-laki meski punya papaku sendiri).
Karena teringat cerita teman-temanku tentang sex, rasa penasaranku semakin. Aku kalo bisa jujur, saat itu benar-benar sadar akan apa yg aku lihat, aku merasa suka dengan melihat alat kemaluan papaku. Mungkin inilah cara orang terangsang, cara teman-temanku menikmati pacaran dan sex. Dengan rasa takut dan hati-hati, aku pegang seperti menggenggam kemaluan papa yg bagiku pertama kali melihat dan menyentuh kemaluan laki-laki. Aku tau kalo saat itu kemaluan papa belum menegang, tapi aku juga tau ukurannya sangat gede. Aku suka melihatnya, jujur aku suka. Karena aku sudah merasa nafsu dengan apa yg kupegang, maka aku mencium kemaluan papa yg dinamakan k0ntol itu. Sebagai gadis usia 14 tahun mengakui kalau aku benar-benar suka melihatnya, melihat bentuknya, dan aku terangsang, apalagi aku sudah lama membaygkan seperti ini.
Sambil menggenggam k0ntol papa, kuciumin bagian atas k0ntolnya. Ada perasaan sayg dan suka aku menyentuhnya. Kuperhatikan bentuknya, bulu-bulu lebatnya yg tumbuh disekeliling pangkal k0ntolnya yg ukurannya sangat gede. Walau perasaan takut dan cemas selalu mengawasiku, tapi tidak menghentikan rasa penasaranku untuk terus menyentuhnya. Tidak puas dengan hanya menciuminya…aku malah makin nafsu melihatnya, dan gak tau darimana datang rasa ingin mengemutnya. Aku beranikan diri, aku masukkan kemulutku k0ntol papa, walau hanya bagian kepalanya saja yg bisa aku emut, namun sudah cukup membuatku untuk menikmatinya.
Aku benar-benar sudah gak kontrol diri, aku juga heran kenapa ada rasa suka…dan kenapa nafsuku timbul sampai aku mau mengemut k0ntol papa yg lagi tertidur nyenyak. Apakah karena badan papaku gagah…apa karena aku sudah lihat k0ntolya…sungguh sampai sekarang aku masih belum bisa nemukan jawabannya. Dan diwaktu aku lagi asik emut-emut k0ntol papa, aku perhatikan dan rasakan…kok kayaknya k0ntolnya makin memanjang, makin membesar ukurannya, juga makin keras menegak. Dan melihat itu aku malah semakin nafsu dan sangat suka. Lalu karena kulihat mata papa masih tetap tertidur, aku lanjautkan emut-emut bagian kepala pensinya, karena hanya bagian kepala k0ntolnya aja yg bisa kuemut, ukurannya sangat gede.
Kira-kira 2 menit disaat k0ntol papa yg sudah menegang sangat besar itu aku emut-umut, aku merasakan seperti ada tangan yg membelai-belai kepalaku dan juga rambutku. Aku tersadar…sangat terkejut, takut dan sangat malu. Aku tau kalo yg belai-belai kepalaku itu adalah tangan kekar papaku sendiri. “gawat…papa sudah bangun…” jerit batinku dlm hati. Langsung aku bergerak cepat, kuhentikan mengemut k0ntol papa…cd nya aku naikkan lagi menutup k0ntolnya dengan sangat cepat. Dan aku langsung berlari keluar kamar meninggalkan papa diranjangnya, tanpa berani melihat kearah wajah papaku. Karena aku sangat yakin kalo papaku sudah terbangun saat itu (terbukti dia telah belai-belai kepalaku ).
Aku masuk kamarku dan langsung menutup pintu kamarku. Aku terduduk ditempat tidurku dengan perasaan cemas dan takut, bercampur dengan rasa malu juga. Aku mengira kalo papaku bakalan datengi aku kekamarku, tapi setelah kutunggu sekitar 5 menit…tidak ada tanda-tanda kalo papa akan datang kekamarku, aku merasa lega dan rasa takutku mulai hilang. Setelah aku merasa semuanya aman, dibenakku masih teringat akan k0ntol papa, masih teringat aku sempat menyentuh dan mengemutnya. Semakin aku membaygkannya, semakin datang pula rasa penasaranku untuk ingin melakukannya lagi. Aku masih merasa terangsang, dan masih saja tidak bisa lupa dengan yg barusan aku lakukan. Setan mungkin telah menguasa pikiranku…mendorong hasratku sebagai gadis belia berusia 14 tahun kurang 2 bulan.
Dan saat itu juga aku beranikan diri untuk mengintip papa dikamarnya, aku berharap sekali papaku kembali tidur pulas, agar bisa kuteruskan rasa penasaranku. Dan sesampai dipintu kamarnya, kubuka dikit pintu dan kuintip papa, ternyata dugaanku benar…papa sudah tidur lagi. Aku masuk mendekati papa dengan langkah sangat pelan dan hati-hati sekali. Belum sampai ditepi ranjang papa, langkahku terhenti dan aku merasa heran, aku merasa ada yg beda. Aku lihat papa sudah bugil tanpa cd’nya yg berwarna hitam yg dipakainya tadi. Dan kulihat kebawah…ternyata cd papa sudah ada diatas lantai. Dan herannya papaku tidurnya aku lihat pulas, tapi kok, napa k0ntolnya menegang sangat tegak keatas, ukurannya sangat besar dengan warnanya agak mengkilat kehitaman. Nafsu sungguh tak bisa kubendung saat memandang k0ntolnya yg sudah menegang didepanku. Dan karena aku yakin kalo papaku memang benar-benar tidur, maka aku mendekat, dan duduk dipinggir ranjangnya tapi kakiku masih terjuntai kelantai (posisiku membelakangi wajah papa dan menghadap kek0ntolnya).
Lalu kucoba pegang tangan kiri papa yg dekat sekali kepahaku, kugoyg-goyg tanganya…dan kulihat tidak ada tanda-tanda kalo papaku terbangun, “aman” batinku. Langsung kupegang k0ntolnya yg sedang menegak itu, kubelai lalu kubuat gerakan tanganku seperti naik turun saat menggenggam k0ntolnya. Bahkan jari-jari tanganku gak bisa nyatu menggenggamnya…k0ntol papaku sungguh gede, panjang dan besar. Sangat kusuka melihatnya “mungkin semua laki-laki dewasa pasti k0ntolnya gede seperti ini” ucapku dlm hati saat memegangnya. Aku masukkan lagi kemulutku dan aku emut-emut makin nafsu. Aku senang sekali emut k0ntol papa, karena kupikir ini kesempatan untukku, mumpung papa lagi tidur.
Sambil terus aku emutin kepala k0ntolnya aku lihat juga sekali-sekali kewajahnya, takut kalo papa terbangun lagi. Dan ternyata papa tidak terbangun dan dia juga tidak ada belai-belai kepalaku, itu buat aku sangat yakin kalo papa bobok sangat pulas. Selain emut-emut k0ntolnya, aku juga jilatin bagian pelirnya yg banyak bulu disekitarnya. Kadang wajahku kubenamkan disekitar kemaluan dan pelirnya. Aku juga cium perut papa, cium dadanya yg bidang, yg ditumbuhi bulu tapi gak banyak bulunya didada. Wajah papaku gak cakep tapi gak jelek, tapi tubuhnya bagus…tinggi besar. Dan papaku sangat pemarah.
Setelah hampir 10 menit aku emut-emut k0ntol papaku, aku merasa mulutku mulai pegal dan capek. Tapi rasa puas dan nafsuku masih terus ingin. Tiba-tiba aku teringat cerita mbak Inun dan mbak Riska, tentang cerita mereka pernah sex. Karena teringat cerita mereka, aku buka bajuku, buka semua sampai aku bugil. Lalu aku naik pelan-pelan keatas ranjang papa, dan aku tidur disebelah papa (posisiku agak ketengah diranjang papa disebelah kanannya). Jantungku berdetak cepat, sampai aku keringat dingin karena aku gak tau apa yg mau aku lakukan. Dan saat itu entah dari mana aku bisa punya ide, aku balikkan badan papa pelan-pelan sampai badannya menindihku. Sungguh aku gak merasa kesulitan balikkan badan papaku yg besar samapi bisa menindihku. Dan aku juga terus perhatikan mata papaku, dan kulihat matanya tertutup tidur pulas.
Saat badan papa sudah ada diatas tubuhku…sudah menindihku, aku jadi merasa takut sendiri, aku takut kalo dia terbangun pasti aku gak bisa lari lagi karena sudah ditindih oleh badannya. Saat itu aku berharap dlm hati semoga papa tidak terbangun, dan semoga kali ini aku berhasil ngobati rasa penasaranku. Aku gak mau jadi gadis yg kuper yg gak pernah rasakan sex, seperti temanku bilang saat mengejekku. Lalu dengan rasa hati-hati sekali bercampur takut dan cemas, kucoba pegang k0ntol tegang papa dan kuletakkan diatas memekku. Dan saat itu kurasakan, tiba-tiba kedua paha dan kaki papa bergerak seperti melebarkan kedua belah pahaku. aku sempat terkejut dan takut, tapi karena kulihat matanya masih juga tertutup tidur, aku jadi merasa aman walau tetap aja ada rasa cemas. Dan saat selangkanganku sudah terbuka lebar, dan kakiku seperti melingkari pinggul papa. Kedua tangan papa saat itu berada disebalah kedua wajahku.
Aku jadi benar-benar takut, aku takut untuk melanjutkannya, tapi kini badan papa sudah diatasku, dan aku harus lanjutkan “toh papa juga gak tau, kan papa sedang tertidur” batinku saat itu menghibur rasa takutku. Lalu kupegang lagi k0ntol papa, dan kurasakan sangat keras sekali, lalu kuarahkan kepala k0ntolnya kemulut memekku, lalu kulepaskan dari tanganku. Dan saat kulepaskan dari tanganku aku merasa kalo k0ntol papa seperti menekan kemulut memekku, aku lihat badannya tidak bergerak dan matanya juga masih bobok, tapi k0ntolnya seperti makin menusuk menekan mencoba masuk kelobang memekku. Tusukannya pelan tapi tekanannya sangat kuat. Aku merasa takut, lalu kupegang kedua pinggul papa. Dan kurasakan makin lama tekanannya terus dan mulai menusuk masuk sedikit-sedikit. Walau agak lama k0ntol papa masuk sedikit-sedikit, tapi tekannanya terus dan gak berhenti. Hingga kira-kira hampir 3 menit, aku hampir menjerit menahan sakit, saat kurasakan k0ntol papa menekan kuat, menusuk masuk kedlm memekku. Mungkin seluruh bagian kepala k0ntolnya sudah tertanam semua dlm memekku.
Yg aku rasakan perih bukan main, sepertinya memekku sobek karena tusukan k0ntol gede papa. Aku menahan memekku agar k0ntolnya tidak bisa menerobos lebih dlm lagi, sakit sekali dan terasa perih. Dan saat itu kurasakan tekanan k0ntol papa seperti berhenti tidak menusuk lagi. Tapi setelah lebih dari 2 menit aku merasakan kalo k0ntol papa mulai menekan lagi, mulai menusuk, dan tekanannya kali ini lebih kuat, dan pinggul papa juga seperti bergerak menekan. Aku makin kewalahan dan semakin takut, karena saat itu juga k0ntol papa mulai masuk lebih dlm, dan terus menekan kuat hingga makin masuk lebih dlm. Dan aku ingat saat itu kalo memekku seperti sobek berdarah, padahal k0ntol papa belum ada masuk setengah kedlm memekku.
Karena aku merasa sakit sekali diselangkanganku, perih sekali dan aku tidak tahan, bahkan airmataku sampai keluar, aku menangis menahan sakit, tapi aku gak bearani bersuara, aku takut kalo aku bersuara bisa buat papa terbangun dan bakalan ketahuan sama papa. Beberapa menit kurasakan tidak ada tekanan dari k0ntol papa, tapi karena perih yg tak tertahankan, kucoba mendorong tubuh papa keatas dengan kedua tanganku agar k0ntolnya tercabut dari memekku. Tubuh papa bukannya makin terdorong…semakin kudorong tubuhnya sekuat tenaga keatas, tapi semakin sperti ada tekanan pada k0ntolnya kememekku, kudorong lagi sekuat tenaga supaya k0ntolnya tercabut, tapi malah kurasakan k0ntolnya makin menekan masuk kememekku dan semakin perih kurasa seperti makin sobek memekku.
Akhirnya aku lemas kehabisan tenaga, sementara airmataku terus mengalir menahan sakit. Lalu dengan sisah tenaga yg ada kucoba sekali lagi sekuat tenagaku mendorong badannya keatas…tapi hasilnya bukannya malah tercabut k0ntolnya…yg kurasakan k0ntolnya malah seperti makin menekan masuk. Aku takut sekali saat itu karena sungguh gak tahan menahan perih. Tenagaku habis dan k0ntolnya sudah masuk setengah mungkin kedlm memekku. Aku gak bisa mendorong badannya lagi, dan sempat juga aku berniat mau bangunkan papa supaya dia cabut k0ntolnya dari memekku, tapi karena aku takut ketahuan dan gak mau malu, maka aku hanya bisa mengeluarkan airmata dan pasrah.
Dan semenit kemudian…tiba-tiba aku merasa kalo badan papa mulai bergerak-gerak sendiri, pinggulanya bergerak naik turun. Dan karena tubuhnya kurasakan k0ntolnya juga ikut bergerak sepereti keluar masuk dlm memekku. Aku benar-benar tersiksa karena gerakannya membuat memekku ditusuk-tusuk k0ntol papa yg sangat gede itu. Rasanya mau mati nahan sakit hingga badanku kaku dibuatnya. Aku menjerit dlm hati karena gak berani mengeluarkan suara, takut ketahuan sama papa. Saat itu aku ingin sekali bangunkan papa, aku mau bilang supaya k0ntolnya dicabut dari memekku, tapi aku tetap saja takut membangunkannya, tetap saja aku gak berani. Badan papa tetap bergerak naik turun dan aku hanya bisa pasrah menahan sakit dengan linangan airmata yg tiada hentinya.
Aku benar-benar kapok sekarang, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain merasakan memekku ditekan-tekan kuat menusuk oleh k0ntol papa yg sangat gede. Semakin lama gerakannya semakin kuat…semakin lama gerakannya juga semakin cepat dan semakin membuatku serasa mau mati menahan perih. Karena tidak sanggup menahan perih dan aku juga seperti megap sampai sulit bernapas, akhirnya aku gak sadarkan diri. Saat itu tidak tau apa lagi yg terjadi. Dan diwaktu aku terbangun dan sadar, aku lihat tubuh papa masih ada diatas menindihku, dan gerakan tubuh besar papa saat itu sangat kuat sekali menekan-nekan memekku, begitu juga napas papa aku dengar sangat kasar mendesah, semenatara matanya masih bobok aku lihat dan badannya penush dengan keringat.
Aku tersiksa lagi menahankan sakit yg sangat perih, karena k0ntol papa sudah masuk menekan-nekan sampai dlm memekku. Ingin menjerit gak berani…ingin berteriak juga gak berani…ingin bangunkan papa juga aku gak berani. Hingga gak lama kemudian tiba2 papa bergerak badannya sangat cepat dan kuat dan tiba-tiba badannya menyentakkan kuat k0ntolnya menakan kememekku, dan saat itu badannya kaku diatas tubuhku, lalu kurasakan kalo didlm memekku sperti ada semburan cairan dari k0ntol papa. Dan setelah badan papa tidak bergerak lagi, dan napas juga sudah tidak mendesah kuat lagi, hanya keringatnya yg semakin membasahi tubuhnya.
Penderitaanku berakhir saat badan papa tidak lagi bergerak, dan k0ntolnya juga tidal lagi menusuk-nusuk memekku. Semenit kemudian aku mencoba membalikkan badan papa, kucoba mendorong dengan sisah tenagaku yg ada. Sungguh aku gak menygka, walau tenagaku gak kuat lagi tapi aku mampu mendorong badan papaku yg besar dan berat itu. Aku berhasil balikkan badannya dan pensinya pun tercabut dari memekku. Aku juga sempat heran…kenapa kali ini aku berhasil mendorong badannya, dan sepertinya badan papa ringan sekali kudorong. Tapi aku gak mau berpikir panjang, yg penting aku sudah lepas dari tindihan badannya. Lalu aku mencoba bangun untuk meninggalkan papa diranjangnya, “aaagh..” aku terpekik menjerit pelan saat kurasakan perih diselangkanganku. Aku merasa perih saat akan melangkah, sakit sekali diselangkanganku. Sampai dikamarku aku melihat dibahagian pahaku ada tetesan darah dari memekku sudah hampir mengering. Setelah kubersihkan sisa-sisa darah perawanku sisekitar memek dan pahaku, maka aku pun tertidur karena lelah dan sakit.
Setelah kejadian itu keesokan harinya aku masih tetap merasa sakit diselangkanganku. Dan pada hari itu aku tidak masuk sekolah karena badanku agak demam, dan kurasakan badanku juga lemas. Pagi hari jam 9 papa dan mama bertanya padaku kenapa aku tidak sekolah…aku mengatakan kalo aku agak demam. Dan papa juga memberi obat demam padaku dan menyarankan aku supaya istirahat aja dirumah. Saat itu aku takut juga kalo seandainya papa tahu apa yg telah kulakukan padanya kemaren, dan syukurlah dia tidak tau karena aku melakukannya dia saat dia tidur. Dan seperti biasa mama berangkat bekerja tiap jam 9 pagi dan akan pulang jam 10 atau jam 11 malam. Kuakui hubungan papa dan mama sudah hampir 2 tahun agak renggang kurang harmonis, karena menurut mama…papaku suka selingkuh dan suka kasar sama mama.
Semenjak itu mama jadi kurang perhatian pada keluarga dan banyak habiskan waktu diluar bersama ibu-ibu yg lain bisnis berlian. Mama juga sering seminggu tidak pulang karena harus keluar kota untuk urusan bisnisnya, tapi beliau selalu melebihkan uang jajanku dan selalu belikan apa yg kuminta. Kalo mama berangkat bekerja…papa juga biasanya pergi keluar rumah entah kemana dan terkadang sampai malam juga baru pulang. Dan jarang sekali ada dirumah diwaktu siang hari. Dan disiang itu waktu (jam 1) aku baru saja selesai makan siang (keluargaku bayar bulanan untuk rantangan makan siang dan makan malam), dan aku terkejut sekali lihat papa pulang. Dia sempat menanyakan kesehatanku sebelum dia berlalu masuk kedlm kamarnya.
Setelah itu aku melangkah keruang tamu dan kuhidupkan tv, sebenarnya aku mau tidur dikamarku tapi takut nanti papa keluar rumah tidak ada yg kunci pintu, maka kutunggu sampai papa keluar kamarnya san pergi keluar rumah (karena biasanya papaku jarang dirumah siang dan sore hari, kalo pun datang…hanya sebentar lalu pergi lagi dan memintaku untuk kunci rumah dari dlm).
Setelah kutunggu selma 15 menit, tapi tidak ada tanda-tanda kalo papa akan pergi keluar rumah lagi, dan papa juga belum keluar dari kamarnya. Sambil nonton TV aku bertanya dlm hati, napa papa gak keluar ya…biasanya papa siang hari tidak pernah berada dirumah. Lalu karena penasaran aku coba melihat kekamarnya, dan kulihat pintu kamar tertutup tapi tidak rapat dan masih bisa melihat jelas dari luar. Aku dorong dikit pintunya dan kulirik kedlm…nampak sedikit kaki papaku sedang tidur diatas ranjangnya. Lalu kututup pintu kamarnya dan aku melangkah keruang tamu dan kumatikan Televisi, lalu aku berjalan kekamarku.
Sampai dikamarku aku masih bertanya-tanya dlm hati…kok papa sekarang rajin tidur siang ya…semalam dan hari ini dia tidur siang. Seumur-umur baru semalam itu dia aku lihat tidur siang, kenapa hari ini juga tidur siang…biasanya malam dia baru pulang kerumah. Tapi siang itu aku tetap saja mengurung diri dlm kamarku, aku gak keluar rumah ataupun menemui teman-temanku, karena aku juga masih merasa lemah. Aku tidak bisa tidur tapi tetap merebah sambil membaygkan apa yg telah kulakukan pada papaku semalam itu. Setengah jam kemudian aku seperti mendengar suara dari Televisi yg ada diruang tamu. Padahal aku ingat kalo televisi sudah aku matikan sebelum aku masuk kamar tadi. Aku mau tau siapa yg menyalakan televisi dan aku keluar kamar menuju raung tamu. Disana aku jumpai papa sedang tidur dengan pakai sarung diatas karpet diruang tamu dan matanya masih terbuka menonton tv. Papa tau aku datang dan bertanya padaku
“belum tidur juga ya…” lalu kujawab
“sudah tadi pa…tapi kupikir aku lupa matikan tv makanya aku terbangun dan mau matikan tv, rupanya papa yg hidupkan”
“iya papa juga tadi mau tidur siang dikamar papa, tapi gak bisa tidur juga, papa kepanasan, jadi papa mau tidur disini aja” ucap papa sambil matanya mulai dipejamkannya, tapi televisi dibiarkannya tetap hidup.
“ya uda kalo papa mau tidur…aku juga mau tidur pa…ngantuk..” aku berlalu meninggalkan papa, tapi tiba-tiba papa berkata padaku
“Rini…nanti matikan tv nya ya kalo papa sudah tidur…jangan sekarang matikannya, nanti saja kalo papa sudah tidur…gak lama kok 5 atau 10 menit papa sudah tidur kok”,
“iya pa…nanti Rini matikan..”, jawabku sambil berjalan menuju kamarku.
Setelah 10 menit aku keruang tamu lagi hendak mematikan tv seperti yg diperintahpan papaku padaku. Sesampainya disana aku sangat terkejut sekali, kulihat papaku sudah tertidur tapi sarungnya sudah terbuka dibawah kakinya, dan saat itu k0ntol papaku tampak membesar menegang. Aku melihat mata papaku benar-benar tidur, dan segera kumatikan tv, tapi tetap saja mataku melihat tubuh bugil papaku, aku kembali seperti terangsang melihat k0ntol papa. Ingin kembali kumenyentuhnya, karena aku begitu suka melihatnya dan k0ntol papaku yg gede itu membuat nafsuku kembali menggebu. Aku masih berdiri didekatnya, menatap k0ntolnya, dan kulihat matanya tertutup tidur. Mungkin sarung papa gak sengaja terbuka kebawah karena tendangan kakinya diwaktu tidur, dan papa tidak menyadarinya. Aku masih bisa menahan nafsu waktu itu, karena aku masih merasa sakit diselangkanganku.
Sebenarnya aku ingin sekali menyentuh k0ntol papaku lagi, apalagi dia tidak tau saat itu, dia sudah tidur nyenyak, bahkan dia tidak tau kalo aku sudah matikan televisi. Kutahan nafsuku yg menggebu, aku gak berani menyentuhnya, walau aku tau sebenarnya aku ada kesempatan menyentuhnya lagi, karena papaku sedang tertidur, tapi aku takut dan gak mau menahan sakit lagi. Aku benar-benar jerah dan kapok, aku benar-benar gak sanggup menahan sakit. Maka kutinggalkan papa diruang tamu dan aku masuk kamar ku lagi.
Siang itu rasanya aku benar-benar berperang melawan nafsuku, aku tetap berkeras gak akan sentuh k0ntol papa lagi, aku benar-benar kapok semalam dibuatnya, aku gak bisa baygkan rasa sakit yg kuderita sewaktu k0ntolnya kumasukkan dlm memekku. Dan disiang itu untuk kedua kalinya aku melihat k0ntol gede papaku, tapi aku berhasil melawan nafsuku karena takut membaygkan rasa perih yg sangat perih. Akhirnya setelah 1 jam kemudian, kudengar papa terbangun, dan dari dlm kamar aku bisa mendengar kalo papa berada dikamar mandi sedang mandi. Dan akhirnya papa pamit padaku untuk keluar rumah.
Namun ke-esokannya yaitu hari ke-3, saat aku pulang sekolah dan baru saja tiba dirumah, aku menemukan papa sedang menonton TV diruang tamu seorang diri. Papa meyapaku sebelum aku sempat berlalu kekamarku.
“waah anak papa sudah pulang ya…”,
“hehehe…iya pa…kok papa tumben ada dirumah…biasanya sampai malam baru pulang”, ucapku menggeledek papa sambil berlalu meninggalkannya diruang tamu. Setelah ganti pakaian aku langsung menuju dapur untuk ambil makan siang.
“papa sudah makan belum?, makan bareng yuk pa…”,
“papa sudah makan tadi, Rini makan sendiri aja ya…”.
Selesai makan aku langsung masuk kamar dan tidak keluar lagi. Namun 10 menit kemudian dari dlm kamarku, aku seperti tidak mendengar suara televisi lagi. Karena mau tau apakah emang benar televisi sudah dimatikan, aku bergerak keruang tamu dan aku takut papa pergi tanpa menutup pintu depan. Ternyata papa tidak ada disana…dan pintu depan juga tertutup. Maka kucari kekamar papa, karena rasanya gak mungkin kalo papa tidur siang lagi, aku tau kalo papaku itu makhluk paling jarang tidur siang. Lalu aku kekamar papa dan langsung masuk, karena pintu kamarnya terbuka hampir setengah.
Astaga…ternyata papa ada didlm dan sedang tertidur, dan…aku lihat papa tidurnya tanpa sehelai pakaian membalut tubuhnya, aku terdiam kaget melihat papa tidur dlm keadaan bugil. Takut papa tau kalo aku ada dlm kamarnya aku langsung bergerak keluar kamar papa dan kembali kekamarku. Saat berada dlm kamarku, nafsuku benar-benar diuji, aku sungguh gak bisa melupakan apa yg aku lihat barusan. Tubuh bugil papa seakan lengket dlm benakku, tubuh gagahnya, k0ntolnya, serta bulu-bulu yg banyak tumbuh dibagian-bagian tertentu badannya. Hatiku bertanya…mengapa papa tidur bugil, dan mengapa dlm 2 hari ini kalo tidur k0ntol papa selalu dlm keadaan sudah membesar dan menegang…padahal hari pertama aku memergoki papa sedang tertidur dia pakai cd, dan k0ntolnya juga tidak menegang, tapi napa 2 hari ini selalu dlm keadaan menegang…?.
Saat itu aku hanya berpikir, kalo papa mungkin saja kepanasan atau sudah terbiasa bugil dari dulu kalo sedang tidur, mugkin aku tidak mengetahuinya selama ini. Dan akhirnya karena tidak tahan melawan nafsu, aku kembali lagi kekamar papa karena pengen melihat k0ntol papa lagi. aku benar-benar sudah tidak bisa menguasai nafsuku, aku benar-benar sudah suka melihat k0ntol gede papaku, yg bagiku adalah sesuatu yg unuk sesuatu yg asing tapi punya daya tarik yg sangat besar, hingga membuatku ingin selalu melihatnya, lagi…dan lagi…aku terpesona dan kagum.
Ketika sudah berada dlm kamar papa, aku melangkah pelan-pelan mendekatinya, dan aku duduk disebelahnya dengan mataku seakan tak ingin berkedip melihat benda papa yg telah membuatku kagum padanya. Jantungku berderak gak menentu saat aku melihat k0ntol papa dari dekat, entahlah mengapa aku sangat menyukainya aku juga tidak tau, aku sangat tertarik untuk menyentuhnya. Maka kucoba pegang paha kiri papa dengan kedua tanganku, lalu kugoyg-goyg ingin tau apakah dia terbangun. Ternyata papa tidak bangun saat kugoyg-goyg pahanya dan aku tau kalo dia tidurnya pulas. Aku semakin berani dan leluasa untuk berbuat sepuas hatiku untuk mempermainkan k0ntol papa. Kutelan airludahku saat tanganku telah menggenggam k0ntol papa yg sudah menegang sangat gede itu.
Dan tanpa menunggu lama aku langsung menciumnya dan jga memasukkannya kedlm mulutku. Aku benar-benar seprti gadis belia yg sudah sangat menyukai k0ntol laki-laki, emutanku sengaja kubuat nyedot kuat-kuat, aku sangat menikmatinya dan aku berusaha buat k0ntol papa masuk sedlm mungkin dlm mulutku, namun hanya bisa masuk bagian kepalanya aja, k0ntol papa terlalau gede buat mulutku. Seluruh batang k0ntol papa kujilatin sampai batangnya basah semua karena air ludahku saat menjilatinya. Sekali-sekali kuperhatikan kearah wajah papa, aku melihat mata papa dan menurutku papa benar-benar tidur dan sama sekali tidak tau apa yg telah kuperbuat.
“oh papa…maafkan aku telah melakukan ini tanpa sepengetahuanmu…maafkan aku papa” jeritku dlm hati.
Dan mulutku benar-benar menikmati k0ntol papa, aku telah menyukai k0ntol papa dan aku terangsang, aku bernafsu melihat k0ntol gede papa. Lama sekali aku mengemut k0ntol papa, tapi rasa puas belum juga aku dapatkan. Hingga 15 menit aku mengulumnya, aku merasa kalo mulutku sudah mulai pegal, leherku juga sudah mulai terasa capek karena terus-terusan mengulum k0ntol gede papa. Aku sangat bernafsu sekali apa lagi mata papa kulihat tetap tidur, dan tangan papa juga tidak ada membelai rambutku. Maka aku sangat yakin kalo papa benar-benar tidak tau dan tidak menyadari apa yg sedang aku lakukan. Karena merasa belum puas dengan mengulumnya saja, aku membuka seluruh pakaianku dan aku bugil dihadapan papaku yg sedang tidur pulas.
Lalu aku naik keranjang papa dengan gerakan yg kusengaja sangat pelan berhati-hati sekali, agar jangan sampai membuat papa terbangun dari tidurnya. Aku tidur lagi disebelah papa dan mulai meneruskan rencanaku selanjuntnya. Ketika akan kubalikkan tubuh kekar papa supaya menindihku, aku hampir saja mengurungkan niatku, aku teringat kalo aku merasa gak sanggup kalo k0ntol papa sampai masuk kedlm vagiaku. Namun karena nafsuku sudah benar-benar gak bisa dikendalikan lagi, kucoba balikkan badan besar papa dengan sangat hati-hati sekali, dan aku merasa tidak menemukan kesulitan saat membalikkan badan papa, aku merasa kalo badan besar papa seperti ringan…gampang sekali aku membalikkan badannya hingga dia menindihku. Segera kupegang k0ntol keras papa yg gede dan kutuntun kebagian memekku.
Saat kepala k0ntol papa sudah aku letakkan tepat dimulut memekku, maka langsung kutarik tanganku dan kulepas k0ntolnya dari peganganku. Kuperhatikan mata papa bobok, dan aku merasa kalo badan papa sangat berat berada diatasku. Namun beberapa detik kemudian…kembali kurasakan kalo kedua paha papa bergerak, dan kedua pahanya sperti melebarkan kedua belahan pahaku. Karena kaki papaku besar dan berat maka belahan pahaku langsung ngikut terbuka lebar, tetapi mata papa tetap aku perhatikan tutup. Setelah selangkangan pahaku terbuka lebar, seketika itu juga kurasakan kalo k0ntol papa seperti menekan kememekku. Aku heran…badan papaku tidak bergerak sama sekali dan mataya juga aku lihat sedang tidur, tapi napa k0ntolnya terus menekan.
Aku takut seakali, aku langsung teringat kalo gak tahan menahan perihn nantinya. Kucoba pasrahkan diriku walau tetap saja ada perasaan takut dlm hatiku menanti k0ntolnya masuk dlm memekku. K0ntol papa semakin menekan…sedikit demi sedikit kuarasakan kalo k0ntol papa mulai masuk sendiri kedlm memek kecilku yg masih belum ditumbuhi bulu sedikitpun. Aku hampir merintih menjerit sakit saat k0ntol gede papa semakin menekan lebih dlm dan sudah masuk seluruh bagian kepala k0ntolnya. Karena tak tahan menahan perih maka kucoba mendorong tubuhnya keatas agar k0ntol papa tercabut dari memekku, tapi semakin kudorong keatas badan papa…kurasakan k0ntolnya semakin menekan menusuk kedlm, kudorong lagi sekuat tenaga tapi tetap saja tidak bisa dan malahan k0ntol papa semakin masuk menekan kedlm. Aku gak habis pikir…tubuh papa seperti tidak ada bergerak tapi mengapa bisa menekan masuk kedlm memekku.
Hingga akhirnya aku kegabisan tenaga dan tidak mampu untuk mendorong badannya lagi, kurasakan tekanan k0ntol papa semakin dlm, dan k0ntolnya sampai masuk setengah dari panjang batang k0ntolnya. Aku menangis tapi tidak berani bersuara, mau menjerit juga takut ketahuan, mau bangunkan papa agar k0ntolnya dicabut dari memekku juga gak berani, takut ketahuan dan gak mau menanggung malu.
Dan aku kembali merasakan kalo memekku seperti koyak karena ditembus k0ntol gede papa, hingga menembus sampai setengah dari batang k0ntolnya. Aku kembali merasa seperti mau mati nahankan sakitnya. Saat begitu aku merasa menyesal, merasa kapok karena tidak dapat lagi berbuat apa-apa selain pasrah menahan sakit dan perih. Setelah kira-kira 1 menit setelah k0ntolnya tidak lagi menekan masuk, tiba-tiba badan papa bergerak sendiri lagi, sama sperti waktu kejadian pertama, matanya tutup tapi badan tegapnya bergerak naik turun dan saat itu kurasakan kalo k0ntol papa juga ikut keluar masuk menekan-nekan dan menusuk memek kecilku.
Aku sangat kesakitan sampai tubuhku kaku menahan perih, aku berusaha supaya k0ntol papa tidak masuk terlalu dlm, aku mnjepitnya dengan memekku, tapi sungguh tiada artinya, karena k0ntol gede papa sangat keras dan terus menekan menusuk-nusuk berusaha masuk lebih dlm lagi. Makin lama gerakan badan papa semakin cepat dan semakin kuat-kuat, dan itu sungguh menyiksaku yg hanya mampu mengeluarkan air mata tanpa berani bersuara sedikitpun. Saat-saat seperti ini aku hanya berharap semoga cepat berakhir…aku sungguh gak tahan. Gerakan badan papa makin lama makin sangat kuat menusuk, dan semakin lama semakin dlm masuk kememek kecilku, semakin membuatku megap susah bernapas.
“papaaa ampuuuun…uuuuughh…uuuugh…” jeritku sangat kuat dlm hati, karena aku gak berani bersuara takut bapak terbangun.
Napas papa terasa kedengaran kasar dan gerakannya kadang yentak sampai masuk dlm, tapi matanya tetap aja tidur aku lihat.
“ampuuuuun paaaa…aduuuuu…aaaaagh…uuuuuggh…” aku selalu menjerit dlm hati karena menahan perih.
Ingin sekali cepat berakhir, tapi aku sungguh gak pernah tau kapan itu berakhir, aku hanya menunggu badan papa sampai tidak bergerak sendiri lagi, karena untuk membangunkannya aku gak mungkin, pasti ketahuan nantinya. Aku perhatikan seluruh badan papa penuh dengan keringat, dan napas nya juga sangat kasar dan matanya tetap saja tidur (karena itu emang kuharapkan, aku gak mau dia sampai terbangun dan akhirnya ketahuan). Sampai lebih 25 menit, akhirnya kurasakan tiba-tiba badan papa bergerak sangat cepat dan menyentak-nyentak sangat kuat sehingga k0ntolnya menyentak kuat-kuat menusuk sampai kandas-kandas kedlm memekku, dan aku megap gak bisa bernapas bahkan hampir pingsan.
Lalu kudengar desahan panjang dari mulut papa saat sentakan terakhir tubuh besarnya dan k0ntolnya tertanam kandas dlm memekku, lalu kurasakan sperti ada cairan hangat yg disemprotkan dari k0ntol papa dlm memekku. Dan aku tidak tau mengapa…tiba-tiba badan papa tidak bergerak lagi tapi tetap diatas tubuhku dan k0ntolnya juga masih berada dlm memekku. Kalo sudah begitu, rasanya sungguh aku sudah terbebas dari penderitaan yg amat menyiksaku menahan perih selama hampir 1/2 jam. Rasanya tenagaku habis dan tubuhku sangat lemah dan ikut basah akibat keringat papa yg terus mengalir bercucuran siang itu dlm kamarnya.
Dua menit kemudian aku mencoba membalikan badan papa agar tidak menindihku lagi, dan sungguh memang tidak sulit seperti k0ntolnya menekan memekku (waktu k0ntolnya seperti menekan memekku, aku gak mampu untuk mendorong badannya agar k0ntolnya tercabut dari memekku ), tapi saat ini aku gampang sekali mendorong badan besarnya dan membalikkannya sehingga k0ntolnya juga ikut tercabut dlm memekku. Aku masih membiarkan badanku tidur telentang sebentar saja sambil menunggu tenagaku pulih kembali.
Lalu setelah bebarapa menit aku bangkit meninggalkan papa sendiri dlm kamarnya. Setelah aku membersihkan tubuhku aku kembali tidur dikamarku karena aku lemah sekali dan selangkanganku juga terasa perih. Dan 1/2 jam setelah itu aku dengar dari kamarku kalo papa bangun dan pergi mandi kekamar mandi, gak lama setelah selesai mandi papa pergi keluar rumah dan akan pulang sampai malam nanti. Kejadian ini sungguh tidak diketahui papa, dan hanya aku sendiri yg tau dan karena aku sendiri yg lakukannya disaat papa tidur.
Aku telah berhasil menjadi wanita yg sesungguhnya seperti yg teman-temanku bilang…perempuan itu belum bisa dibilang perempuan yg sesungguhnya kalo belum pernah rasakan sex. Dan aku bukan lagi menjadi gadis kuper seperti yg selalu mereka ucapkan padaku saat mereka pernah permalukan aku. Aku sudah rasakan sex walaupun aku tersuksa melakukannya, walaupun aku merasa seperti ada yg dirobek-robek dlm memekku.
Aku sempat merasa ragu dan curiga pada papaku…karena setelah kejadian pertama, kedua dan ketiga…papaku jadi semakin sering tidur siang, bahkan setelah kejadian itu papa setiap hari berada dirumah siang hari dan selalu tidur siang dikamarnya, dan kalo tidur juga selalu dlm keadaan bugil. Namun aku tidak menemukan tanda-tada kalo papa sadar atau terbangun dari tidurnya, karena aku selalu lihat matanya bobok, dan saat aku mengulum k0ntolnya juga dia gak pernah lagi belai-belai kepalaku. Itulah yg buat aku yakin kalo papa memang benar-benar gak tau dan memang dlm keadaan gak sadar melakukannya.
Hingga akhirnya aku semakin hari semakin menyukai k0ntol gede papaku sendiri, dan setiap kali papa tidur siang aku merasa seperti ada yg menyuruhku untuk masuk kekamarnya, seolah-olah aku ingin selalu melihat papa tidur bugil, selalu membaygkan k0ntol gede nya yg berwarna gelap itu, dan mengapa juga aku bisa sangat menyukainya, sangat mengaguminya, seakan-akan benda terlarang milik papaku itu seperti punya daya tarik yg hebat untukku. Setelah hari yg ke-4, ke 5, ke 6 dan seterusnya hingga sebulan aku terus masuk kamar papa, dan selalu intip dia bobok, dan selalu kutemukan papa bobok dlm keadaan bugil dan dlm keadaan k0ntolnya sudah sangat besar sekali menegang dan panjang, dan itu sangat membuatku nafsu sekali melihatnya ingin segera menyentuh dan mengulumnya.
Mulanya niatku hanya ingin melihat tubuh bugil papa disaat tidur, dan hanya ingin mempemainkan k0ntol gede nya dlm mulutku, dan ternyta kalo aku sudah mengulum k0ntolnya dan mempermainkan k0ntolnya dlm mulutku, aku selalu merasa tidak puas dan akhirnya aku bugil sampai tidur disebelahnya dan membalikkan badannya pelan-pelan sampai menindihku. Jujur aku katakan…kalo badan papaku sudah berada diatasku dan kalo k0ntolnya sudah menekan bahkan sampai badannya gerak-gerak sendiri, itu sangat membuatku tersiksa menahan sakit dan aku sangat menyesal selalu kalo badan papa sudah berada diatasku dan menekan k0ntolnya kedlm memekku.
Yg buat aku gak abis pikir adalah…napa kalo lihat papa tidak sedang bobok aku sama sekali tida ada rasa nafsu ataupun suka melihat dia. Aku merasa tidak tertarik sedikitpun dan itu emang kuakui, karena aku hanya tertarik dan bernafsu kalo aku lihat papa sedang bobok bugil, aku bernafsu kalo sudah lihat k0ntol papa, dan selalu begitu kejadiannya. Setelah sebulan terus melakukan itu disaat papa bobok, aku pernah sakit dan gak sekolah 2 hari, badanku terasa lemah sekali, sehingga hanya istirahat dlm kamar. Tapi karena aku lelah dan badanku lemah, aku tidak masuk kamar papa dan tidak melihat papa lagi tidur siang dikamarnya. Hingga sore harinya aku dengar langganan rantangan makam malam kami aku dengar datang, dan aku segera bukakan pintu dan menerima rantangan nya dari bi Inah.
Setelah itu aku bersih-bersih diri dan makan. Lalu aku nonton televisi diruang tamu. Tiba-tiba papa keluar dari kamarnya hanya pakai sarung telanjang dada, dan papa juga bawa bantal aku lhat. Papa sempat bilang kalo dia lagi gak enak badan dan mau istirahat aja dirumah, dan aku diminta jangan kemana-mana suruh dirumah aja sama papa. Papa tidur diruang tempat nonton tv, saat itu jam 5 sore kalo gak salah. Kata papa dia mau tidur disitu aja sambil nonton tv biar cepat tertidur katanya, karena dikamar katanya susah mejamkan mata. Papa memintaku untuk tetap menyalakan tv agar dia cepat tertidur, dan aku terus nonton tv sambil duduk disofa sebelah kanan papa.
5 menit kemudian kulihat papa seperti gelisah dan suara napasnya keluar seperti orang yg sedang tidur pulas…aku gak nygka kalo papa bisa cepat tertidur kalo tv dinyalakan. Dan saat papa sudah tertidur nyenyak, badannya mutar kekanan dan balik kekiri karena gelisah, dan saat dia balik kekiri aku lihat sarungnya terlepas tertendang kaki kanannya, sehingga sarungnya saat itu aku lihat sudah turun sampai kebawah betisnya. Dan saat itu juga langsug terpampang keluar k0ntol papaku yg aku lihat sudah dlm keadaan menegang sangat besar tegak memanjang.
Sungguh aku tidak bisa melihatnya, jantungku berdetak cepat lagi, dan ntah napa aku jadi nafsu dan ingin sekali meyentuhnya. Padahal dari siang hari aku sudah niatkan untuk tidak masuk kamar papa agar tidak melihat k0ntolnya, karena pada hari itu aku sangat lemah sampai aku tidak masuk sekolah. Saat melihat nya sudah dlm keadaan bugil, dan k0ntolnya juga seperti sudah menantiku untuk dipemainkan mulutku, aku sempat bilang pada hati kecilku untuk melawan gejolak nafsuku “tidak Rini…tidak, jangan lihat dan jangan sentuh…jangan Rini…tinggalkan saja dan masuk kekamar mu..”, batinku menolak untuk tidak melihat da menyentuhnya, tapi nafsu sangat menggebu-gebu dan aku benar-benar tidak mampu melawan nafsuku sore itu.
Aku terlanjur melihatnya dan tidak mungkin rasanya untuk tidak menyentuh (mungkin kalo tidak lihat tubuh bugil papa dan k0ntolnya, aku gak akan terangsang dan nafsu). Dan akhirnya aku lakukan lagi diruang tengah rumah kami itu tanpa sepengetahuan papaku karena dia dlm keadaan tidur. Aku lakukan sore itu mempermainkan k0ntolnya dlm mulutku sampai sepuasku, dan niatku hanya sampai sebatas mengulum pensinya aja, tidak usah sampai dimasukin kememekku, tapi nafsuku tetap saja merasa tidak puas hingga akhirnya nafsuku memaksaku untuk bugil dan membalikkan badan papaku sampai menindihku.
Dan aku sungguh tidak pernah bisa menguasai nafsuku apabila sudah mengulum k0ntol gede papa. Dan sore itu aku hampir pingsan karena k0ntol papa menusuk menyentak-nyentak…dan lama sekali badannya tidak bergerak lagi, mungkin hampir 1/2 jam sampai badan papa penuh dengan keringat. Dan yg aku herankan…walaupun selama sebulan itu aku tiap hari melakukannya pada papa disaat dia tertidur, tapi aku tetap saja merasa kalo memekku seperti dikoyak k0ntolnya.
2 bulan, 3 bulan hingga setahun aku tetap melakukan ini pada papaku disaat dia sedang tertidur, dan dia tidak pernah mengetahauinya sampai hari ini. “maafkan aku papa…maafkan aku telah melakukan dosa padamu, telah berdosa karena kelemahan yg kumiliki…”, aku tak ingin sampai papa tahu semua ini, dan kalo itu sampai terjadi mungkin jalan satu-satunya yg harus aku tempuh adalah akan pergi jauh dari papa dan mama. Karena aku gak mau menanggung malu karena telah memanfaatkan papa disaat dia tidur.
Sesungguhnya aku tidak pernah menyesali apa yg telah aku lakukan, hanya gak mengerti sampai saat ini…apakah ada kelainan pada diriku?, apakah yg kulakukan ini wajar?. Sungguh ini membuatku bingung dan hampir prustasi. Dan mengapa juga aku tidak pernah hamil, apakah karena papa melakukannya disaat tidur…aku sangat tidak ingin kalo aku sampai hamil, dan semoga itu tidak akan pernah terjadi. Hingga aku berumur 16 tahun aku masih tetap melakukan itu dan seperti tidak bisa berhenti melakukannya.
Dengan beberapa orang dewasa yg aku percaya aku pernah curhat, dan mereka beri jawaban yg berbeda-beda tiap kali kubertanya. Ada yg bilang aku punya kelainan sex karena hanya suka pada lelaki yg sedang tertidur, dan ada juga yg bilang kalo aku korban sex, ada juga yg bilang kalo papaku selama ini telah mengetahuinya dan selalu melakukannya dlm keadaan sadar. Semuanya sungguh membingungkanku. Hingga akhirnya disuatu hari aku sudah duduk dibangku SMU, aku pernah curhat dengan tetangga yg kuanggap bisa jaga rahasia. Dia adalah orang yg termasuk pintar mengobati penyakit, dan banyak orang yg sudah berobat padanya merasa puas karena terlepas dari penyakitnya.
Dia adalah pak Joko (nama samaran ) umur 43 tahun. Memintaku datang kerumahnya hari selasa malam setelah aku curhat padanya 2 hari sebelumnya, menurut beliau aku ada kelainan dan masih bisa disembuhkan. Yg saat itu aku sangat mempercayai beliau. Dan saking percayanya dan sangat ingin sembuh dari kelainan yg dia katakan pada diriku, hingga akhirnya aku menuruti semua perkataannya. Malam itu aku diobati dirumahnya tapi dengan mengikuti segala persyaratan yg sudah dia buat tetunya. Malam itu dlm ruang tertutup dan hanya kami berdua didlmnya, dia memintaku untuk melakukan teraphi dengan cara melakukan hubungan sex. Dia bilang dia ingin tau dan ingin lihat apakah aku bisa melakukannya dengan orang yg tidak sedang tidur. Dan ternyata malam itu, aku sama sekali tidak punya nafsu untuk melakukannya, aku tidak tertarik sama sekali. Maka pak Joko mengobati dengan cara dia sedang tertidur, dia bilang hanya dengan begitu bisa mengobatiku.
Malam itu dia tertidur setelah 5 menit baca-baca mantra yg aku tidak tau samasekali apa yg dia ucapkan. Dia memintaku menunggu setelah 5 menit dia pejamkan mata, dan saat itu dia tertidur didepanku diatas tempat tidur dlm ruangan dirumahnya sendiri. Dia tidur hanya dengan memakai sarung tanpa celana dlm. Setelah kupastikan dia tertidur dlm 5 menit, maka aku melakukan seperti yg aku lakukan pada papaku. Aku lakukan tanpa dia mengetahuinya, tapi dia bilang dia mengetahuinya dlm mimpi tidurnya. Dan semakin lama aku semakin ragu padanya, aku merasa sia-sia dan tidak ada perubahan pada diriku. Setelah selama sebulan melakukan teraphi seperti itu tiap malam, akhirnya aku gak mau lagi diminta datang kerumahnya tiap malam. Aku sadar kalo diriku sepertinya gak bisa sembuh dibuatnya, dan malah penderitaan yg kurasa karena harus melakukan itu padanya tiap malam, walaupun dia sedang tertidur.
Semua yg kulakukan ini tidak pernah kuceritakan pada teman-temanku, dan aku selalu menyimpan rahasia ini dari teman-temanku. Sekarang terserah orang mau bilang apa tentang diriku, yg pasti aku melakukannya bukan karena haus sex, aku hanya tidak bisa kalo lihat papaku sedang tertidur dlm keadaan bugil. Dan aku juga inginkan kesembuhan pada diriku, dan aku samasekali tidak mengharapkan hal sperti ini dlm hidupku, walau aku tau sukar bagiku untuk terlepas dari kelainan ini. aku juga tau semua kita yg hidup pasti punya masa lalu…dan semoga pengalaman buruk ini bisa menjadi pelajaran bagi gadis yg masih remaja, yg merasa dirinya kurang pergaulan seperti diriku. Silahkan tinggalkan saran dan koment anda…yg mungkin punya pengalaman untuk buat solusinya…karena hingga saa ini aku masih tetap melakukannya pada papaku dan dia juga tidak pernah tau sampai saat ini… - Maafkan Aku Papa
Read more ...

Jumat, 27 Mei 2016

Nina dan Adik Temannya

Nina dan Adik Temannya - Joe sedang asyik di kamarnya memutar rekaman-rekaman yang ada di laptopnya. Rekaman-rekaman tsb adalah kumpulan dari semua rekaman yang selama ini dia shoot menggunakan handycamnya. Mulai rekaman saat kakaknya Dita bercanda dengan kedua temannya yang menampakkan celana dalam mereka, sampai rekaman saat Nina dan Dita berciuman di ruang tamu.


Wajah Joe nampak serius memperhatikan tiap adegan. Saat dia menonton adegan kakaknya bercanda dengan Ester dan Nina yang memperlihatkan kemulusan paha dan celana dalam mereka bertiga, Joe berkali kali mengklik tombol pause pada GOM player. Terutama moment saat rok Nina tersingkap memperlihatkan celana dalam putihnya buru-buru dia pause.
Cukup lama dia memandangi adegan yang dia pause tsb karena sangat jarang rok Nina tersingkap sampai memperlihatkan celana dalamnya sebab Nina memakai jilbab dan rok panjang. Gejolak birahi anak kelas 2 SLTP tersebut semakin menggelora, nafasnya semakin terengah engah
” Ning nong ” suara bel rumah mengagetkan Joe
” huh.. ganggu aja ” gerutu Joe buru-buru keluar kamar dan membukakan pintu.

Siang itu Joe sedang di rumah sendirian. Papa dan mamanya sedang ke dokter memeriksakan Dita yang sedang batuk. Hari itu Dita tdk masuk sekolah
” Dita ada dek “ Tanya si tamu yang ternyata Nina
” Eh.. kak Nina, mmm.. anu kak..mmmm.. sedang ke dokter ” betapa kaget Joe setelah tahu siapa yang datang.

Cerita Sex | Lidahnya serasa kelu jantungnya berdegup kencang samapai dia salah tingkah. Nina yang barusan dia khayalkan sekarang ada di depannya nampak begitu cantik dengan seragam sekolah panjang dan berjilbab.
” oh.. tadi aku telpon gak diangkat ” sambung Nina
” mm.. HPnya ditinggal kak, mmm.. sssilakan masuk dulu kak ” kata Joe masih gugup
” sudah dari tadi apa barusan dek ” tanya Nina sambil duduk di ruang tamu
” b..bbarusan kak, sekitar setengah jam yang lalu. B..bentar ya kak, Joe buatkan minum ” jawab Joe salah tingkah

Nina tersenyum melihat tingkah Joe, dia tahu Joe salah tingkah. Ninapun tahu kalo selama ini tiap kali dia dan Ester main ke rumah Dita, Joe sering mencuri pandang ke arah paha Ester maupun ke arah dirinya.
Nina berniat iseng menggoda Joe
” ini kak di minum dulu ” kata Joe menyuguhkan sirup dingin
” makasih ya dek Joeo, duh cakep banget ” kata Nina tersenyum sambil minum.

Wajah Joe memerah mendengar pujian Nina
” Eh.. kata Dita kamu sering nonton film dewasa yah.. hayooo ” goda Nina
” hah.. mm.. eeenggak kok, dasar kak Dita suka boong ” wajah Joe semakin memerah
” hihihihihii… yang bohong Dita apa kamu, kalo boong ntar bintitan lho?? ” Nina melirik dengan genit
” hahahhaa.. bintitan tuh kalo ngintip kak, bukan karena boong ” Joe mulai rileks tidak gugup lg
” sama aja.. apalagi kalo boong ditambah suka ngintip, benjol tuh mata hihihii.. ” canda Nina diiringi tawa mereka berdua.
” Tapi kalo ada kak Ester kakak sering liat kamu ngintip pahanya kan?? ” goda Nina lagi
” abis kak Ester kalo pakai rok pendek banget, nggak usah ngintip juga keliatan CDnya.. ups.. “ Joe agak kaget karena kelepasan ngomong
” Nah kan kamu sendiri yang bilang, padahal aku nggak bilang CDnya lhoo hayoooo hihihiiiii ” Nina tersenyum genit
” Mmm.. eee.. kak Nina sih yang mancing mancing ” Joe nampak salah tingkah
” aduh… ” jerit Nina ketika lututnya membentur meja ketika tertawa
” eh.. kenapa kak ” tanya Joe mendekati Nina yang sedang meringis memegangi lututnya
” duh.. lutut kakak tadi tuh dah kebentur meja di sekolah, eh sekarang kebentur lagi ” kata Nina sambil menaikkan rok panjangnya sampai sedikit di atas lutut dan pura-pura mengusap usap lututnya

Meskipun cuma sedikit diatas lutut namun pemandangan itu membuat Joe yang ada di samping Nina menelan ludah karena kaki Nina begitu indah, putih dan mulus di hiasi bulu-bulu halus
” nn..ggak pa pa kak? ” tanya Joe
” nggak pa pa gimana? coba pegang ” sungut Nina sambil memegang tangan Joe dan diusap usapkan ke lututnya
” memar kan ??? ” sambung Nina
” mm..ii.. iya kak ” jantung Joe berdegup merasakan kemulusan kulit Nina
” bentar Joe.. kamu duduk bawah dulu, kakak mau selonjor.. aduhh.. ” Dengan pura-pura meringis kesakitan Nina menaikkan kaki kanannya ke kursi panjang yang dia duduki utk selonjor.

Gerakan kaki kanan Nina sengaja agak pelan dan agak tinggi sehingga roknya yang tadi dia angkat sampai lutut semakin tersingkap menampakkan pahanya yang putih
” Cleguks… ” Joe yang duduk di bawah terkesiap melihat pemandangan tsb, jantungnya seakan berhenti berdetak
Kini kaki kanan Nina selonjor di kursi sedangkan yang kiri tetap di bawah dan rok panjangnya dibiarkan terangkat menampakkan paha mulusnya
” Joe ambilin balsem ya kak ” Kata Joe mencoba menutupi kegugupannya
” nggak usah Joe.. bantuin mijit pelan aja .. aduh.. ” Nina masih pura2 meringis
” ii.ii..iya kak ” kata Joe lalu mulai mengusap lutut Nina

Sambil merasakan kemulusan kulit Nina, mata Joe sekali kali mencuri pandang ke paha mulus Nina yang terbuka
Nina tahu kalo Joe mencuri curi pandang ke arah pahanya, dia tersenyum godaannya berhasil.
” euuhh.. ” Nina sedikit melenguh, bukan karena sakit tapi karena tiba2 merasakan tubuhnya merinding karena horny, dia merasa memeknya mulai berdenyut kecil
Cerita Ngentot | Gairah abg Nina bangkit selain karena elusan tangan Joe dan tatapan mata Joe pada pahanya, juga karena tingkahnya sendiri yang membuatnya merasa sexy. Itu yang mendorong Nina untuk memberikan pemandangan yang lebih jauh pada Joe
” masih sakit kak?? ” tanya Joe
” euuhhh.. iyah ” Nina menggeliat sambil menaikkan kaki kirinya juga ke atas kursi namun tidak selonjor tapi menekuk ke atas membuat rok panjangnya kini bener-bener tersingkap ke atas menampakkan paha putih mulusnya juga celana dalam putihnya nampak mengintip di antara lipatan pangkal pahanya
” heessttt.. heemmfftt.. ” nafas Joe terengah engah, tangannya yang memijit lutut Nina gemetar
” Joeeee.. ” desah Nina memegang tangan Joe dan menuntunnya utk mengelus pahanya. Gelora nafsu ABGnya semakin bergejolak
” kak…?? ” Tatapan mata Joe begitu kaget

” Kakak tahu kamu sering mengintip paha kakak kan?? ” kata Nina lirih dengan tatapan mata sayu.
Ekspresi Nina membuat wajahnya yang dihiasi jilbab tampak begitu sexy membuat Joe terkesima dan melongo gemetar
” kamu juga sering mengintip paha kak Dita sama kak Ester kan ?? ” Kata Nina sambil terus menuntun tangan Joe mengelusi pahanya semakin naik.
Tubuh Nina merinding sehingga bulu-bulu halus di kakinya juga berfiri membuatnya semakin sexy
” hhmmffftt.. mmm kak Ninai… ” Joe terengah engah dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Gadis yang selama ini menjadi bahan onaninya kini ada di depannya dengan pose sangat sexy dan menggoda
” euuuhhh… ” desah Nina sambil membawa tangan Joe menjelajah pahanya lebih jauh dan lebih dalam sampai menyentuh pinggiran celana dalamnya
” kak Nina cantik banget ” kata Joe menatap wajah cantik Nina
” Joeoo ..” Hanya itu yang terucap dari Nina lalu menggeliat dan melebarkan pahanya karena tangan Joe kini sudah tidak perlu dituntun lagi sudah bergerak agresif mengelus seluruh paha Nina.

Dari lutut lalu naik sampai pangkal paha, dari paha atas sampai paha sebelah dalam, baik paha kiri maupun paha yang kanan.
” Aaaaahhhh…. ” Nina mendesah dan mendongakkan kepalanya ke atas sambil menyandarkan tubuhnya pada pegangan sofa ketika jari Joe menyelinap dari samping celana dalamnya dan langsung menyentuh memeknya yang berlendir licin
” euummhhffftt.. aaahh.. ” Nina semakin menggeliat ketika jari2 Joe menggesek gesek kelentitnya yang menegang licin

Joe melakukan aksinya dengan nafas terengah engah dan tatapan mata sangat serius ke arah selangkangan Nina, jantungnya berdetak sangat kencang dan cepat.
” oouuuchh.. Joeoo ” birahi Nina sudah tidak terkendali, diraihnya tubuh Joe dan di tariknya ke atas tubuhnya
” eehh.. ” Joe hanya menurut dan nafsunya juga sudah di ubun2 sehingga dia langsung menubruk Nina

Nina memeluk Nina dengan sangat erat, dan melumati bibir Joe dengan ganasnya.
“heemmfftt.. ” Joe hanya membiarkan bibirnya dilumat Nina karena dia belum ahli berciuman.
Dia hanya memeluk Nina dengan erat dan mendesakkan k0ntolnya yang masih memakai celana kolor pendek ke selangkangan Nina yang masih tertutup celana dalam sehingga selangkangan mereka saling terhimpit kuat
Meski masih terhalang celana masing-msing namun tonjolan k0ntol Joe yang cukup besar terasa mengganjal di memek Nina membuat Nina semakin liar menaik naikkan pinggulnya agar memeknya bisa merasakan ganjalan k0ntol Joe
” aaaaaaaaaahhhhhhh……. ” Nina mendesah panjang merasakan memeknya terganjal kuat oleh k0ntol Joe. Grakan pinggulnya ke atas ke bawah, naik turun semakin cepat.
Kedua kaki Nina terangkat menyilang menekan pinggul Joe ke bawah dengan kuat dan dia menaikkan pinggulnya sendiri menyodorkan memeknya agar terhimpit kuat dengan k0ntol Joe yang masih tertutup celana kolor
“AArrrrgghh.. ” Joe juga menggeram merasakan k0ntolnya terhimpit kuat dengan selangkangan Nina yang empuk.
Joe menggerakkan pinggulnya dengan liar berusaha menempatkan k0ntolnya tepat pada memek Nina yang montok. Dia menciumi pipi Nina dengan ganas sehingga jilbab Nina semakin acak2an
” AAhhhh.. aaaaaaaaaahhhh… aahh. ” Desahan Nina semakin panjang dan keras merasakan memeknya semakin berdenyut, tubuhnya merinding semua dan bergetar, gerakan pinggulnya semakin liar meyongsong orgasme yang begitu dahsyat melanda jiwa raganya
“AAAAaaaaaarrgggghhhhhh… ” Joe menggeram dan menekan pinggulnya dengan kuat ketika spermanya meledak menyembur dengan deras
“Huuffttt.. huufttt.. ” nafas mereka terengah engah dan tersengal sengal, pelukan mereka erat, tubuh mereka menegang menikmati orgasme yang menggelora……..

Beberapa saat kemudia setelah semua kembali normal, mereka merapikan pakaian masing2 dan membersihkan sisa2 keringat dan sperma yang membasahi tubuh mereka.
Tepat pukul 3 sore Dita dan papa mamanya pulang dari dokter
Apakah Joe merekam adegan tersebut dengan handycamnya?????? nggak sempat…!!!!! - Nina dan Adik Temannya
Read more ...

Rabu, 25 Mei 2016

Hasrat Tante Yang Tak Tertahankan

Hasrat Tante Yang Tak Tertahankan - Aku kini benar-benar terbangun setelah mendengar dengkuran Mas Pras beberapa lamanya. Kuperhatikan dada dan perutnya yang padat lemak itu naik-turun seirama dengan suara dengkur yang makin menjengkelkanku. Aku turun dari ranjang dan berjalan menuju cermin besar di kamar tidur kami. Kupandangi dan kukagumi sendiri tubuh telanjangku yang masih langsing dan cukup kencang di usiaku yang tigapuluhan. Kulitku masih cukup mulus dan putih, payudaraku tetap bulat dan kenyal, pas benar dengan bra 37B warna pink favoritku saat kuliah. Dan wajahku masih halus, semua terawat oleh kosmetik yang aku dapatkan dari uang Mas Pras.


Ah, aku masih sangat menarik. Tentu saja, tanda-tanda ketuaan tak bisa dihindari, namun tubuhku belum pernah melar karena hamil, apalagi melahirkan. Aku masih ingin meniti karierku, aku ini wanita yang menikmati kekuasaan. Dan menikah dengan Mas Pras membuka lebar-lebar kesempatan untuk meraih ambisi itu. Kualihkan pandangan pada sosok lelaki tambun di ranjangku.
Mas Pras yang dulu tampil sangat jantan, bisa sangat berubah dalam waktu 12 tahun. Rambut halus di dada dan perutnya dulu yang selalu membuatku bergairah bila dipeluknya, kini tumbuh makin lebat dan liar, sedangkan Mas Pras tidak pernah mau mencukurnya. Perutnya yang kokoh dulu kini ditutupi oleh selimut lemak yang sangat tebal. Memang otot dada dan tangannya yang kekar masih bertahan. Namun kalau aku bercinta dengan Mas Pras sekarang, rasanya aku sedang ditiduri oleh seekor gorilla. Memuakkan.
Meski begitu, hasratku akhir-akhir ini makin tak tertahankan. Seringkali, akulah yang meminta duluan ke Mas Pras untuk memuaskan nafsuku. Namun gara-gara stamina Mas Pras yang loyo di usianya yang setengah abad lebih, aku hampir pasti tidak terpuaskan dan kebanyakan aku sendiri yang menyelesaikan “tugas” Mas Pras.
Sama seperti yang terjadi sore ini, tinggal sebentar lagi aku merasakan orgasme, tiba-tiba Mas Pras keluar, dan dengan napas tersengal-sengal ia membelai-belai tubuhku kemudian tertidur lelap di sampingku. Lagi-lagi harus jari-jariku sendiri yang memuaskanku. Aku sudah tak tahan. Aku tidak peduli lagi pada nilai dan norma yang berlaku bagiku sebagai perempuan. Kubulatkan tekadku, kemudian aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari bekas cumbuan suamiku yang memuakkan.
Selesai sarapan Mas Pras pamit padaku dan mengatakan betapa menyesalnya dia harus meninggalkanku akhir pekan ini ke Singapura, demi kepentingan lobby perusahaannya. Mas Pras memang pernah menawarkan padaku untuk pergi bersamanya, tapi aku menolak dengan alasan aku lelah dengan pekerjaan kantorku dan sedang tidak ingin pergi begitu jauh hanya untuk berbelanja. Dan kesempatan ini akan aku gunakan sebaik-baiknya. Sore ini aku akan punya kegiatan yang lebih menarik dari sekedar berbelanja, di Singapura sekalipun. Supir kami mengantar Mas Pras pergi dan 30 menit kemudian aku pergi menuju kantor membawa sedanku sendiri.
Setelah makan siang aku kembali ke kantor dan menyelesaikan sebagian pekerjaanku hari itu dan dua jam sebelum waktu pulang, aku menyerahkan sisa pekerjaan itu ke bawahanku. Mereka tidak terlalu senang dengan tugas mendadak itu, tapi nampaknya mereka sudah terbiasa dengan perangaiku. Mereka paham bahwa aku tidak ingin menjadi lelah, karena sepulang kerja nanti aku akan pergi bersama teman-temanku, eksekutif wanita muda yang lain. Hanya saja mereka tidak tahu kalau hari itu, aku sudah membatalkan acara jalan-jalan kami.
Kukemudikan sedanku ke arah rumahku, namun kemudian berbelok menuju tempat lain. Sekitar 15 menit kemudian aku berhenti di samping sebuah lapangan basket di dalam suatu perumahan. Di sana sejumlah remaja SMU sedang bermain. Aku turun dari mobilku dan duduk di samping lapangan tempat tas-tas mereka diletakkan, lalu menyaksikan permainan mereka.
Salah satu dari mereka, mengenakan kostum basket warna merah, yang kemudian melihatku, tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku membalas dengan cara serupa. Dia adalah Bagas, anak salah satu bawahanku yang sedang kutugaskan pergi ke luar kota selama beberapa hari. Hubunganku dengan keluarga mereka cukup akrab untuk mengetahui bahwa Bagas mengikuti latihan basket dua kali seminggu di sana.
10 menit kemudian permainan berakhir dan sejumlah remaja itu menuju ke tas mereka, yaitu ke arahku. Aku berjalan menuju Bagas membawa sebotol minuman yang sudah kusiapkan pagi tadi.
“Ang, minum dulu nih. Ternyata tadi di mobil Tante masih ada sebotol”, tawarku.
“Oh iya, Tante, makasih!”, jawabnya tersengal.

Nampaknya ia masih kelelahan. Bagas mengambil botol dari tanganku dan segera menghabiskan isinya. Kami berjalan menuju tasnya. Dan ia mengeluarkan handuk untuk menyeka keringatnya. Aku mengintip sebentar ke dalam tasnya dan bersyukur aku memberikan botol minumanku kepada Bagas sebelum ia sempat mengambil minuman bekalnya sendiri.
Sebagai pemain basket, Bagas cukup tinggi. Dari tinggi badanku yang 168 cm kuperkirakan kalau tinggi Bagas sekitar 180-an cm. Bisa kuperhatikan tangan Bagas cukup kekar untuk anak seusianya, sepertinya olahraga basket benar-benar melatih fisiknya. Figur badannya menunjukkan potensinya sebagai atlet basket. Aku beralih ke wajahnya yang masih nampak imut walau basah oleh keringat. Dengan kulit yang kuning, wajahnya benar-benar manis. Aku tersenyum.
Setelah menyeka wajahnya, Bagas memperhatikanku sebentar dan berkata, “Tante Nia dari kantor? Kok pake ke sini?”
Cerita Dewasa – Cerita Binal Dewasa – “Nggak, males aja mau ke rumah, enggak ada temannya sih. Om Harry lagi ke Singapura. Jadi tante jalan-jalan.. terus ternyata lewat deket-deket sini, sekalian aja mampir..” ujarku setengah merajuk.
Ia beralih sebentar untuk ngobrol dan bercanda dengan temannya.
“Sama dong Tante, Bagas lagi males nih di rumah, nggak ada orang sih!”
“Nggak ada orang? Ibu sama adik kamu ke mana?”
“Nginep di rumah nenek, besok sore pulang. Aku disuruh jaga rumah sendirian”. Bagas menaruh handuknya dan duduk di sampingku.
“Oh, kebetulan banget ya..” kata-kata itu tiba-tiba terlepas dari mulutku.

Yang dikatakan Bagas benar-benar di luar dugaanku, tapi justru membuat keadaan jadi lebih baik. Aku tidak perlu bersusah payah untuk mencari tempat ber..
“Kenapa, Tante? Kebetulan gimana?”
“Iya, kebetulan aja kita sama-sama cari teman..” Bagas tersenyum.

“Sebenarnya.. Ehh.. Tante ada perlu sih ke rumahmu. Ada file laporan penting yang harus diambil segera, padahal papa kamu masih di luar kota.
Kira-kira bisa nggak ya, tante ke rumahmu ngambil file itu? Tante sudah bilang kok sama Papa kamu, katanya tante disuruh ngambil aja di rumah..”
“Oh, nggak apa-apa kok. Cuma mungkin agak lama ya, Tante. Soalnya aku musti cari-cari kunci cadangannya lemari papa. Biasanya selalu dikunci sih, kalau pergi-pergi. ”
“Nggak masalah, Tante nggak buru-buru. Kita pergi sekarang?”.

Bagas mengangguk lalu kami berjalan menuju mobilku. Bagas melambaikan tangan pada teman-temannya dan meneriakkan kata-kata perpisahan. Kuperhatikan teman-teman Bagas saling berbisik dan tertawa-tawa kecil melihat kami pergi.
“Di rumah benar-benar nggak ada orang yah, Ang?”
“Cuma aku doang, Tante. Untungnya sih Mama ngasih uang lumayan buat cari makan.”

“Aduh.. Kaciann..” kataku manja.
“Tapi biasanya seumuran kamu pasti ada pacar yang nemenin kemana-mana kan..”

Bagas menoleh dan tersenyum padaku.
“Wah, Bagas nggak punya Tante. Belum ada yang mau!”
“Ah, masa? Cowok keren kaya kamu gini loh!” Kutepuk pelan lengannya, mencoba merasakan sejenak kekokohannya.
“Kalau Tante sih, sudah dari dulu Bagas tante sabet!”

Bagas hanya tertawa ramah, ia sudah biasa dengan gaya bercandaku yang agak genit itu. Padahal sebenarnya, sosok Bagas benar-benar sudah mempesonaku saat ia diperkenalkan padaku dan Mas Pras setahun yang lalu.
Perjalanan ke rumah Bagas memakan waktu sekitar 30 menit karena jalanan sudah penuh oleh mobil-mobil orang lain yang menuju rumah masing-masing. Dalam perjalanan aku tetap memperhatikan Bagas. Aku ingin tahu apakah minuman yang tadi Bagas minum sudah menunjukkan reaksinya. Biasanya aku menggunakan obat itu untuk memancing nafsu Mas Pras dan mempertahankan staminanya. Aku mungkin sudah gila.. Mencoba untuk tidur dengan bocah SMU anak pegawaiku sendiri.. Tapi biarlah.. Gelegak di diriku sudah tak mampu lagi aku bendung.
Tadi pagi aku memberikan dosis ekstra pada minuman yang kuberikan pada Bagas, dan sekarang aku penasaran akan efeknya pada tubuh muda Bagas. Bisa kulihat sekarang napas Bagas mulai naik-turun lagi setelah sempat tenang duduk dalam mobil. Duduknya juga nampak sedikit gelisah. Aku menepi. Kami sudah sampai.
Ia membuka pintu dan mempersilahkan aku masuk. Aku duduk nyaman di sofa ruang tamu dan ia menuju dapur untuk menyiapkan segelas minuman buatku. Rumah Bagas tidak besar, sekedar cukup untuk tinggal empat orang. Sekali lagi aku menanyakan pada diriku sendiri, apakah aku ingin melakukan hal ini.. Dan sedetik kemudian aku menjawab: aku memang benar-benar menginginkannya..
KutBagaslkan jas dan blazerku, menyisakan sebuah tank-top putih untuk melekat di bagian atas tubuhku. Tadi pagi aku sudah mematut diri di kaca dengan tank-top ini. Sebenarnya ukurannya sedikit lebih kecil dari ukuranku, hingga cukup ketat untuk memperlihatkan dengan jelas bentuk payudaraku, bahkan puting susuku. Aku tersenyum geli ketika meihat diriku di cermin pagi itu. Rok miniku kutarik sedikit lebih tinggi, dan kusilangkan kakiku sedemikian rupa hingga Bagas yang nanti kembali dari dapur akan memperhatikan pahaku yang mulus.
Bagas keluar beberapa menit kemudian membawakan segelas sirup dengan batu es. Ia terdiam sejenak sebelum melanjutkan langkahnya menuju meja di depanku.
“Panas banget, Gas. Makanya Tante copot blazernya”, kataku setengah mengeluh.
“Iya, memang di sini nggak ada AC seperti di rumah Tante”.

Suara Bagas sedikit terbata, nafasnya naik-turun, dan mencoba tersenyum. Kulihat Bagas juga berkeringat, tapi aku tahu hal itu bukan hanya karena panas yang ada di ruang tamu ini. Aku mengambil gelas yang dingin itu dan menggosokkannya pada bagian bawah leherku yang berkeringat. Segar sekali..
“Ahh.. Seger baget Gas. ”
Bagas menelan ludahnya. Kuminum sedikit sirup itu.
“Uhh.. Top banget. Enak, Gas”, ujarku setengah mendesah.
“Hmm.. Tante.. Bagas.. Bagas cari kunci lemarinya papa dulu ya..” kata Bagas.

Anak ini pemalu juga, kataku dalam hati.
“Oh, iya deh, Tante tunggu. ”
Bagas kemudian bergegas menuju satu lemari besar di samping sofa dan mulai membuka laci-lacinya.
Aku bersabar sedikit lebih lama. Aku tahu dari tingkah laku Bagas yang makin gelisah, kalau obat itu sebentar lagi akan benar-benar memberi efek. Setelah 10 menit mencari dan belum menemukan kuci itu. Aku berjalan ke arah Bagas yang masih membungkuk, mencari kunci itu di salah satu laci.
“Gas.. Apa nggak lebih baik..”
Bagas lalu berdiri dan membalikkan badannya menghadapku. Aku tahu dia sempat mencuri pandang ke arah dadaku sebelum melihat wajahku. Ia menelan ludahnya. Aku mendekat padanya hingga jika aku melangkah sekali lagi tubuhku akan langsung bersentuhan dengannya. Bagas mencoba mundur, tapi lemari besar itu menghalanginya.
“Kenapa..? Tante..?”, nafasnya terasa menyentuh dahiku.
Aku mendongak sedikit, menatap wajahnya.
“Lebih baik kamu..”
Tanganku meraba otot bisepnya, padat..
“Mandi dulu..”
Tanganku yang satu menyentuh tepi bawah kostum basketnya..
“Terus ganti baju..”
Kedua tanganku mulai mengangkat kausnya..
“Kan, kamu keringetan gini..”
Tanganku setengah meraba otot-otot perutnya yang keras sambil terus membawa kausnya ke atas..
“Nanti.. Kuncinya.. Dicari lagi..”
Dadanya cukup kokoh, dan terasa sekali paru-parunya mengembang dan mengempis semakin cepat, jantungnya berdegup kencang.. Wajahku terasa panas, jantungku ikut berdetak cepat. Bagas mengangkat lengannya dan berkata,
“Ya Tante..”
Tapi suara Bagas lebih mirip desahan berat. Kuangkat lagi kausnya ke atas dan Bagas dengan cepat meneruskan pekerjaanku dan kemudian melemparkan kausnya ke samping. Bagas sekarang bertelanjang dada, dengan celana selutut masih dikenakannya. Aku merapatkan badanku padanya namun tiba-tiba aku berhenti setelah merasakan sesuatu mengenai perutku. Aku mundur sedikit dan melihat ke arah dari mana sentuhan di perutku berasal.
“Oh..!”, bisikku sedikit terkejut.
Dari dalam celananya terlihat tonjolan yang cukup panjang dan besar. k0ntol Bagas.. Siluetnya terlihat jelas dari celana basketnya yang longgar. Aku melihat wajah Bagas. Ia juga melihat tonjolan di celananya itu, sedikit terkejut, kemudian melihatku. Napasnya menderu.
“Eh, maaf tante.. aku.. Nggak pernah.. Pake..”
“Celana dalam? Nggak.. Pernah..?” potongku.

Ia hanya menggeleng dan kembali menatapku.
Aku tersenyum.
“Nggak apa-apa.. Lebih baik gitu..”
Wajah imutnya memperlihatkan keterkejutan. Tapi aku segera kembali merapatkan tubuhku dan maju lebih berani. Kucengkram batang kemaluannya dari luar celananya. Bagas napak semakin terkejut dan badannya berguncang sedikit. Kemudian semua berjalan menuruti nafsu kami yang bergelora.
Bagas memelukku, membawa bibirku rapat ke bibirnya dan melakukan ciuman paling bernafsu yang pernah aku terima dalam satu dekade ini. Lidahnya bergelut liar dengan lidahku, bibirku digigitnya pelan.. Kupegang kepalanya dan kurapatkan terus dengan wajahku. Kuacak-acak rambutnya seakan aku ingin seluruh tubuhnya masuk ke dalam ragaku.
Bagas mencoba menyudahi ciuman itu. Aku khawatir ia akan menolak untuk bertindak lebih jauh, hingga aku tidak membiarkannya. Tapi aku sudah sulit mengatur napasku, dan akhirnya kulepaskan wajahnya. Aku tersengal, mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ternyata Bagas sama sekali tidak berhenti. Saat aku ditaklukkan nafsu saat berciuman tadi, Bagas sudah berhasil melepaskan tank-topku tanpa sedikitpun aku menyadarinya. Tank-top itu kini berada di bawah kakiku. Dan kini Bagas mulai menghisap dan menjilati leherku dengan buas.
“Ohh.. Anngghh..” ini dia yang selama ini kudambakan, gairah dan energi yang begitu meluap..
Lidah Bagas bergerak lagi ke bawah.. Membasahi belahan dadaku.. Berputar sebentar di sekitar puting kiriku, memberikan sensasi geli yang nikmat.. Kemudian Bagas melahap payudaraku.
“Ouuhh.. Kamu.. Ahh.. Kurang ajar yahh.. Hmmpphh.. Terusin Gasss.. Ahh.. Mmmhh..”
Bocah ini.. Benar-benar bernafsu.. Ia lalu melakukan hal sama pada payudaraku yang sebelah kanan dan segera membawaku ke ambang orgasme.. Aku merasakannya.. Sedikit lagi.. Tapi ia tiba-tiba berhenti, membuatku melihat ke bawah, ingin tahu apa yang terjadi. Ia berlutut, dan mencoba melepaskan rok miniku. Tanganku bergerak cepat membantu Bagas dan dua detik kemudian rok itu sudah jatuh ke lantai. Aku mencoba melepaskan pula celana dalamku, namun Bagas lebih cepat.. Ia merobeknya.. Sejurus kemudian lidahnya beraksi lagi.. Dalam liang kewanitaanku..
“Bagashh.. Kamuhh.. Nggak sopann..”
Kumajukan pinggulku, rasanya aku ingin membenamkan seluruh wajah Bagas ke dalam memekku.. Lidah Bagas yang tak terlatih, membuatku harus membantunya menyentuh daerah yang tepat dengan menggerakkan kepala bocah itu.
“Uuuhh.. Di sini Anngghh.. Ohh.. Yeeaahh..!!”
Bagas terus bergerilya dalam gua-ku hingga aku merasakan gelombang kenikmatan yang hebat.
“Gasss.. Tante.. Mau.. Aaahh!!”
Tubuhku menggeliat seiring dengan orgasme yang melandaku. Bagas dengan liar menjilati cairan-ku sampai tetes yang terakhir. Kakiku terasa lemas.. Pelan-pelan aku terduduk.. Dan kemudian berbaring di lantai.. Merasakan sisa-sisa kenikmatan yang telah Bagas berikan sambil terengah-engah..
Aku melihat ke arah Bagas. Ia juga sedang terengah-engah. Badannya berdiri kokoh di hadapanku. Badan kekarnya yang berkeringat, berkilat oleh pantulan matahari sore yang menerobos jendela kamar. Dan.. Tak ada lagi celana basket yang melekat di badan itu. Pistolnya.. Mengacung tegak ke arahku. Batangnya begitu besar.. Pasti lebih dari 20 cm, dan tebal. Rambut tipis dari kemaluannya berlanjut ke atas menuju pusarnya. Oh.. Begitu muda dan gagah..
“Tante.. Aku..”
“Giliran Tante, Gas!”

Aku berdiri, menghimpit tubuhnya dan menjilati badan remaja itu. Tangannya yang kuat mengelus mendekapku sambil mengusap punggungku. Saat kugigit-gigit putingnya, Bagas mendesah perlahan dan rambutku diacaknya. Tanganku dengan mudah mendapati kontolnya, kemudian kukocok pelan. Sementara itu lidahku mengembara di otot-otot perut Bagas.
Kini aku sampai pada pusarnya. Lidahku terus bergerak turun dan kulahap pucuk batang kejantanan Bagas. Bagas menggeram. Kukulum batangnya dan aku puas mendengar Bagas terus mendesah.
“Ooohh.. Tante.. Ahh..”
Kucoba untuk menelan lebih dalam, tapi ukuran k0ntol Bagas terlalu besar. Sudah saatnya..
“Ayo Gas, biar tante ajarin caranya jadi lelaki..”
Kuajak dia berbaring di lantai, lalu pelan-pelan aku duduk di perutnya sambil memasukkan pistol Bagas ke ‘sarung’-nya, memastikan agar aku mendapatkan kenikmatan yang aku mau.
“Aaahh.. Bagas.. Punya kamuhh.. Besaarr.. Uuhh..”
Aku membelai dadanya, dan mulai bergerak naik-turun. Bagas melenguh dan memejamkan mata, meresapi setiap gerakan yang kubuat.
“Uuuhh.. Eegghh.. Aduhh.. Nggak pernah.. Bagas.. Ngerasain.. Enak kaya ginihh..”
Setelah mulai terbiasa dengan ritmeku, Bagas membuka matanya. Tangannya memegang kedua payudaraku yang naik turun.
“Tante Nia.. Oohh.. Sexy banget.. Ahh..”
Ia memerasnya.. Dan terasa sangat nikmat.. Kini aku yang menghayati permainan Bagas. Tapi aku segera tersadar, kali ini AKU yang akan memuaskan Bagas.
Aku mempercepat gerakanku, sambil sesekali memutar-mutar pinggulku.
“Ohh.. Tante.. Terusiinn.. Enaakk.. Aahh.. Mmmhh..”
Tangannya beralih ke pantatku, mencoba ikut mengatur ritmeku. Kuberikan apa yang Bagas minta, kujepit batangnya dan aku semakin bergoyang menggila.
“Gini kan.. Mau kamu, Gaaasss.. Ehh..”
“Uhh.. Yaa.. Ohh.. Aaagghh.. Kenceng bangett.. Ayo tante..”

Aku bagai lupa daratan, kenikmatan yang kurasa benar-benar membius, dan sebentar lagi.. Tinggal sebentar..
“Tantee.. Oooaagghh!! Oh, yeaahh!!”
“Annggaa.. Aaagghh.. Ohh.. Ohh..”

Aku merasakan kenikmatan paling dahsyat dalam hidupku, bersamaan dengan ejakulasi Bagas. Kami berpelukan, berguling sementara Bagas masih meneruskan tikaman k0ntolnya dalam memekku, membawaku semakin jauh dari dunia ini..
“Ohh.. Bagas.. Ohh.. Kamu.. Udahh.. Bukan perjaka.. Lagi.. Ahh..”
Ia menciumiku, memanjakan payudaraku, membelai-belai rambutku..
Dengan napas yang tersengal-sengal Bagas berbisik di telingaku,
“Duhh.. Nggak nyangkah.. Tante.. Nakal banget.. Ahh.. Tapi Bagas.. Suka.. Dinakalin.. Tante.. Ehh.. Kontol Bagas masih ngaceng nihh.. ehh.. Mau Tante apain lagi..?” - Hasrat Tante Yang Tak Tertahankan
Read more ...