Jumat, 26 Februari 2016

Mbak Rini Kesepian Haus Seks

Mbak Rini Kesepian Haus Seks – Kehidupan kota metropolitan sungguh sangat berlainan dengan kehidupan di kampung. Jalanan penuh dengan lalu lalang kendaraan, bergerak tak pernah berhenti. Bis kota, angkutan penumpang umum, mobil, motor dan yang lain-lain berseliweran tak karuan. Lalu lintas benar-benar semrawut. Sepertinya tak ada aturan. Mereka berjalan semau gue, ingin menang sendiri. Tak ada sopan santun di jalanan.


Kemacetan sudah merupakan keharusan di kota ini. Para pengendara saling umpat menuntut haknya masing-masing. Pokoknya bikin stress siapa saja yang hidup di kota ini. Tak heran karenanya para penghuni kota selalu mencari kesempatan untuk refreshing. Melupakan kehidupan yang begitu penuh dengan persaingan, saling ganjal, saling sikut demi kepentingan pribadi. Mereka ada yang pergi ke luar kota, ke daerah pegunungan, ke pantai atau ada juga yang datang ke tempat-tempat hiburan sekedar mendengarkan musik sambil minum-minum bersama teman-temannya.
Setelah hidup 3 bulan di kota ini, aku sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan gaya kehidupan kota ini. Aku pernah juga menyempatkan diri mampir ke sebuah cafe untuk mencari hiburan hanya sekedar melepaskan kepenatan keseibukanku sehari-hari. Aku pun sudah tak berhubungan dengan suamiku lagi setelah kuminta surat cerai darinya, meski kutahu ia berada di kota tempatku kini tinggal. Terakhir kali kami bertemu di suatu tempat dan ia menyatakan maaf atas segala perlakuannya selama ini. Aku memaafkannya dan meminta untuk tidak lagi berhubungan demi kepentingan bersama. Suamiku sebenarnya masih mencintaiku namun keadaan memang tidak memungkinkan lagi. Ia akhirnya menyatakan selamat tinggal dan meninggalkan selembar cek bernilai sangat besar. Katanya untuk menunjang kebutuhanku sehari-hari.
Sebelum aku datang ke kota ini, aku sudah mempersiapkan diri untuk mencari kesibukan. Beruntunglah aku berkenalan dengan seorang wanita pengusaha. Usianya tak jauh berbeda denganku. Orangnya pandai bergaul, ramah dan pintar. Namanya Nuraini. Aku memanggilnya Mbak Rini, karena ia memang meminta dipanggil seperti itu. Cantik, tinggi semampai, tubuhnya montok dan suka berpakaian seksi. Orang bilang tipe ‘Bangkok’. Penampilannya memang sempurna. Wanita berkelas. Katanya ia kenal dengan orang-orang penting dikota ini. Pejabat pemerintah, konglomerat sampai ke jenderal-jenderal dikenalnya dengan baik. Aku tak tahu bagaimana ia bisa menjalin hubungan dengan mereka. Tapi yang pasti, kalau melihat penampilannya yang serba ‘wah’, aku percaya dengan pengakuannya itu. Siapa yang tak suka berhubungan dengan Mbak Rini yang cantik dan seksi itu.
Aku sering berhubungan dengannya dan banyak meminta nasihat, saran berkaitan dengan bisnis di kota ini yang penuh dengan persaingan ketat. Aku pun mau tak mau harus bisa mengimbangi gaya hidupnya yang serba aktif, termasuk mengunjungi tempat-tempat hiburan atau lebih dikenal dengan istilah ‘Dugem’.
Sore tadi aku ditelepon Mbak Rini untuk bertemu di sebuah café yang kebetulan tak begitu jauh dari tempat tinggalku. Katanya aku akan dikenalkan dengan seorang pengusaha besar. Mbak Rini berjanji akan mengikutsertakan diriku untuk sama-sama mengerjakan proyek besar dari pengusaha ini. Di telepon dia wanti-wanti agar aku berdandan secantik mungkin, bahkan kalau bisa seseksi mungkin. Aku tertawa saja mendengar permintaannya itu dan kukatakan ada-ada saja, masa bertemu dengan pengusaha saja harus berpakaian seksi, kataku polos. Tetapi ketika berangkat aku berpakaian seksi juga pada akhirnya.
Sebelum keluar pintu rumah, aku masih menyempatkan diri bercermin di depan kaca yang ada di ruang tamu. Kuperhatikan dandananku agar tak membuat malu Mbak Rini nantinya. Aku cukup puas dengan penampilanku. Blouse warna hitam itu sangat cocok sekali dengan warna kulitku yang putih bersih. Melekat ketat mencetak bentuk tubuhku sehingga memperlihatkan lekukan-lekukannya, terutama di bagian dada. Payudaraku nampak membusung penuh di balik blouse ketat ini. Bahkan kancing bagian atasnya sampai susah dimasukan ke dalam lubangnya saking ketatnya. Aku agak jengah melihat tonjolan dadaku sendiri. Ke bawahnya kupadu dengan rok sebatas lutut. Aku sengaja memakai rok ini supaya bentuk kakiku yang ramping dan betisku yang indah kelihatan cantik. Aku puas dengan dandananku.
Setengah jam kemudian aku sudah berada di café itu. Aku celingukan mencari Mbak Rini di tengah keramaian orang-orang yang berlalu lalang di sana. Agak gugup juga aku berada di sana, mungkin belum terbiasa dengan kehidupan malam seperti ini meski telah beberapa kali mencobanya. Selang beberapa menit, aku menemukannya di pojok ruangan café itu tengah duduk berdua dengan seorang pria. Mbak Rini segera melambaikan tangannya padaku saat kumelangkah ke sana.
“Sini buruan,” panggilnya.
“Nah, kenalin ini teman saya. Cantik khan?” katanya kemudian seraya memperkenalkanku kepada pria di sampingnya.
“Anna,” ucapku lirih malu-malu sambil menyodorkan tanganku menyambut uluran tangan pria itu.
“Aku Rudy,” balasnya segera sambil tersenyum padaku.

Nampaknya pria ini sudah berumur namun penampilannya masih segar, penuh vitalitas, dan juga harum, dengan wewangian yang terasa aroma maskulinitasnya. Orangnya masih gagah walau sudah berumur. Tubuhnya pun tinggi, tegap, dan kekar. Aku dapat merasakannya dari genggaman tangannya yang kuat, dan pemandangan samar bukit dadanya dari balik kemeja yang dipakainya. Telapak tangannya yang besar menggenggam habis tanganku yang mungil. Orangnya ramah, berkharisma, dan menarik. Kuperhatikan wajahnya yang cukup tampan itu. Kekagumanku pun semakin bertambah. Penampilannya benar-benar ‘dandy’. Pakaiannya kelihatan mahal. Cukup meyakinkan menjadi pengusaha besar.
“Silakan duduk,” ucapnya sopan.
Tempat duduk itu berbentuk setengah lingkaran merapat ke dinding dilengkapi meja di depannya. Tadinya aku mau duduk paling ujung akan tetapi Mbak Rini menyuruhku bergeser lebih ke dalam agar ada tempat duduk baginya. Sementara dari ujung sana, Mas Rudy, demikian aku memanggilnya karena kulihat ia sudah berumur, bergeser masuk untuk duduk sehingga praktis aku berada di antara mereka berdua. Aku lirik Mbak Rini sebagai tanda protes karena posisiku yang terjepit tak ada jalan keluar. Lucunya, ia malah mengedipkan mata entah apa maksudnya. Sedangkan dari sisi lain, Mas Rudy terus merapat padaku sehingga kurasakan bahu kami saling bersentuhan. Aku jadi kebingungan oleh keadaan ini. Lagi-lagi Mbak Rini mengedipkan matanya, kali ini sambil berbisik
“santai aja,” katanya.
Kami mulai mengobrol ngalor ngidul. Tanya ini dan itu diselingi canda gurau antara Mas Rudy dengan Mbak Rini yang agak berbau porno. Kelihatannya mereka sudah akrab betul. Bahkan sekali-sekali Mbak Rini mencubit lengan Mas Rudy sambil tertawa manja, bahkan genit. Sementara aku yang berada di antara mereka hanya bisa tersenyum serba salah mengikuti canda mereka yang semakin lama semakin seru. Karena berada di tengah mereka jadi sudah pasti aku terkena sentuhan mereka saat saling cubit. Bahkan tangan Mas Rudy sempat nyerempet buah dadaku yang menonjol terlalu ke depan saat ia mencubit tangan Mbak Rini.
Dengan refleks, aku memundurkan tubuhku. Mereka nampaknya tidak memperhatikan itu. Sepertinya aku ini tidak ada. Sebenarnya aku mulai tak nyaman dengan keadaan ini, kalau saja Mas Rudy kemudian tidak mengajakku turut dalam obrolan mereka. Ia memang tipe pria yang romantis melihat dari tutur katanya. Tenang, kalem, penuh canda diselingi pujian yang terdengar tidak gombal. Bahkan membuat wanita merasa tersanjung. Obrolan kami semakin seru saja, apalagi setelah minuman pesanan kami tiba.
Aku ikut-ikutan meneguk minuman seperti mereka, meski sebenarnya tak tahu jenis apa minuman itu, yang pasti terasa panas di tenggorakan. Aku tak ingin disebut kampungan. Aku tak mau dibilang ‘norak’. Kemudian kami mulai berbicara serius. Membicarakan bisnis kami. Mas Rudy semakin merapat, bahkan wajahnya menjulur persis di depanku saat bicara pada Mbak Rini. Tercium aroma after shave nya. Aroma rempah-rempah. Aroma khas laki-laki jantan! Ehm.., aku mulai ngaco.
“Aku setuju saja dengan usulan Mbak Rini. Tapi engh.., gimana dengan Mbak Anna sendiri? Apa dia setuju dengan usulan saya?” demikian kata Mas Rudy seraya mengerling genit padaku.
Kurasakan duduknya semakin mepet padaku. Aku tak mengerti maksud perkataan itu. Aku segera menoleh ke arah Mbak Rini seakan minta pertolongan apa yang harus kukatakan. Mbak Rini langsung berbisik padaku bahwa ia setuju dengan penawaran harga atas proyek bernilai ratusan milyar itu asal aku dan Mbak Rini mau bersenang-senang dengannya.
“Maksud Mbak?” bisikku semakin bingung.
Ia tak menjawab bahkan ia langsung mengiyakan pada Mas Rudy tanpa meminta pendapatku dahulu. Kulihat Mas Rudy langsung tersenyum senang mendengar jawaban itu.
“Nah itu baru rekan bisnis yang jempolan,” katanya seraya menjawil daguku dengan gemas.
“Ayo kita rayakan kerjasama ini,” belum sempat aku protes apa yang mereka sepakati, tiba-tiba Mbak Rini langsung meraih gelas dan mengacungkannya ke atas meja disambut oleh acungan gelas Mas Rudy.

Mereka melirik padaku. Menunggu reaksiku. Aku sepertinya telah terjebak. Tak ada lagi yang bisa kupebuat kecuali mengikuti ajakan mereka. Kami sama-sama meneguk minuman dalam gelas sampai habis. Minuman itu langsung kutelan. Terasa panas di tenggorokan. Bahkan tubuhku mulai terasa hangat. Kepalaku terasa agak melayang. Apa aku ini sudah mabok?
Mereka terlihat gembira sekali sambil bernyanyi-nyanyi mengikuti lagu yang dimainkan oleh sebuah grup musik di panggung café. Minuman dalam gelasku sudah terisi penuh kembali. Baik Mas Rudy maupun Mbak Rini memintaku untuk menghabiskannya. Kuturuti permintaan mereka. Aku pun ingin bersenang-senang seperti mereka mengikuti suasana hingar bingar musik. Kulihat penyanyi wanita di panggung meliuk-liukan tubuhnya dengan gerakan erotis mengikuti irama musik padang pasir yang dimainkan grup musik. Persis seperti penari ular. Suasana semakin heboh. Pengunjung lain, pria, wanita mulai ikut-ikutan berjoget. Ada yang berpelukan, bahkan berciuman. Mereka tak malu melakukan itu di depan umum.
Suasana ini melanda di meja tempat kami. Mbak Rini tanpa diduga menyodorkan wajahnya persis didepan mukaku dan disambut oleh Mas Rudy dengan ciuman di bibirnya. Aku terpana melihat aksi mereka di depanku. Mereka asyik berciuman. Saling mengulum. Seolah aku tak hadir di depannya. Sungguh gila kehidupan di kota ini. Aku tak menyangka akan sejauh ini. Begitu bebas. Ciuman mereka nampaknya semakin memanas. Pandanganku semakin kabur. Mungkin minuman yang kuteguk tadi mulai mempengaruhiku. Tubuhku terasa kelu. Dan entah kenapa pemandangan di depanku membuat diriku bergairah. Kulihat mereka asyik sekali berciuman. Membuatku iri.
Entah bermimpi atau tidak, kurasakan sesuatu bergerak di bawah meja. Meraba-raba lututku dan merayap perlahan, menelusup ke balik rokku, menggerayangi pahaku. Kutahu itu tangan Mas Rudy. Aku tercekat. Kurang ajar lelaki ini! kutukku dalam hati. Pura-pura berciuman dengan wanita lain sementara tangannya menggerayang nakal di atas pahaku. Kutepiskan tangan itu dari balik rokku. Mas Rudy hanya mengerlingkan matanya padaku sementara bibirnya tak pernah lepas dari bibir Mbak Rini. Gila semua! Pekikku dalam hati mengutuk perbuatan mereka.
Kelihatannya Mbak Rini tahu apa yang dilakukan Mas Rudy tehadapku. Ia tersenyum padaku sambil menganggukan kepala. Entah apa maksudnya. Kemudian kurasakan kembali gerayangan di atas pahaku, namun kali ini bukan hanya dari sisi kiriku tetapi juga dari sisi kanan tempat Mbak Rini. Oh.. dunia ini semakin kacau! Masa Mbak Rini pun berselera kepadaku sesama perempuan? Aku sepertinya terpesona oleh gerayangan tangan Mbak Rini yang begitu lembut dan mesra. Aku tak berani menepis tangannya yang semakin naik menuju pangkal pahaku.
Mereka menghentikan ciumannya dan melirik bersama-sama kepadaku. Aku balas memandang tatapan mereka. Kulihat kilatan bola mata mereka memancarkan gairah. Tiba-tiba saja, mereka mencium pipiku dari kanan-kiri. Aku berteriak memprotes perbuatan mereka. Teriakanku nampaknya tenggelam di tengah kegaduhan musik di café itu. Tamu-tamu lain pun tak ada yang memperhatikan perbuatan kami. Mereka sibuk dengan keasyikannya masing-masing.
Kurasakan gerayangan tangan mereka semakin nakal, terutama tangan Mbak Rini yang mulai menarik celana dalamku. Aku tercekat dan tubuhku terlonjak. Saat itulah dengan mudahnya, Mbak Rini memelorotkan celana dalamku hingga turun sampai ke lututku. Aku berteriak
“Mbak.. apa-apaan?!”
Mbak Rini tak berkomentar malah terus menciumi pipiku dan bergeser ke bibirku. Aku benar-benar kelabakan dikeroyok mereka. Mas Rudy tak tinggal diam. Bibirnya menciumi leherku dari samping kiri sementara tangannya yang lain meraba-raba dadaku. Aku ingin menangis rasanya diperlakukan seperti ini di muka umum.
Tetapi harus kuakui, mereka memang benar-benar lihai memperlakukanku. Penuh kelembutan. Tak ada pemaksaan. Hanya aku saja yang tidak berani berontak. Tenagaku sepertinya hilang entah kemana. Tubuhku terasa lunglai. Pengaruh minuman itu semakin terasa menguasai pikiran jernihku. Cumbuan hangat mereka membuat tubuhku serasa terbakar. Aku mulai terbuai, terpesona oleh perasaanku sendiri. Apalagi Mas Rudy tak henti-hentinya membisikan rayuan dan pujian di telingaku.
“Kamu cantik sekali sayang.., tubuhmu benar-benar seksi.. sangat merangsang..” rayunya seraya mencopot kancing blouseku untuk kemudian menelusupkan tangannya ke dalam.
Menggerayangi buah dadaku yang masih tertutup kutang. Diremasnya dengan lembut. Kurasakan jemari tangannya mengelus-elus kulit bagian atas dadaku yang terbuka untuk kemudian menelusup ke balik kutangku. Tanpa sadar aku melenguh.
Aku mulaui terbawa arus permainan mereka. Gairahku kembali muncul setelah cukup lama terpendam sejak perselingkuhanku dengan Kang Hendi beberapa bulan yang lalu. Bergelora penuh gairah. Tubuhku berdenyut-denyut oleh nafsu birahiku sendiri. Darahku berdesir kencang, terlebih saat tangan Mbak Rini mengelus-elus bibir kemaluanku. Kurasakan daerah itu mulai basah. Aku merasakan sesuatu yang lain dari sentuhan tangan Mbak Rini. Sepertinya ia tahu persis titik-titik kenikmatan di daerah itu. Benar-benar indah, sampai-sampai aku tak sadar mengerang lirih sambil memanggil namannya.
“Ya sayang..” jawabnya dengan lirih pula. Terdengar nafasnya mulai tersengal-sengal. Ia lalu berbisik padaku untuk mencari tempat yang lebih leluasa dan kemudian disetujui oleh Mas Rudy.
Aku sudah tak perduli mau dibawa kemana dan aku tak ingat bagaimana ia membawaku karena begitu mataku terbuka aku sudah berada di atas ranjang empuk di dalam kamar yang dipenuhi oleh berbagai peralatan mewah. Lampu yang bersinar temaram menolong pandangan mataku untuk melihat ke sekeliling.
Kulihat disamping ranjang Mas Rudy tengah membantu Mbak Rini melepaskan pakaiannya. Dengan refleks, aku melihat kepada diriku sendiri dan menarik nafas lega ketika kutahu pakaianku masih lengkap menempel di tubuhku, hanya saja kancing blouseku sudah terlepas beberapa buah sementara rokku tersingkap memperlihatkan kemulusan pahaku. Sedangkan kedua kakiku menekuk sebatas lutut sehingga dari arah mereka dapat terlihat bagian dalam ujung pangkal pahaku yang masih tertutup celana dalam.
Aku menonton adegan mereka. Pakaian Mbak Rini sudah terlepas semuanya. Dalam hati aku mengagumi keindahan tubuhnya yang sudah telanjang bulat itu. Buah dadanya tak sebear milikku tapi memiliki bentuk yang indah dan nampak lebih membusung karena tubuhnya lebih kecil dibandingkan diriku. Pinggulnya membentuk lekukan sempurna diimbangi oleh buah pantatnya yang bulat penuh. Perutnya rata. Selangkangannya dipenuhi oleh rambut hitam legam yang begitu rimbun. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Aku merasakan keanehan dalam getaran tubuhku saat memandang tubuh Mbak Rini.
Jantungku berdegub semakin kencang melihat aksi Mbak Rini mencium Mas Rudy dengan penuh gairah. Kedua tangannya bergerak cekatan mempreteli baju dan celana Mas Rudy. Tontonan ini semakin mendebarkan. Gairahku terpancing melihat tubuh Mas Rudy yang masih oke walau sudah tua. Kemaluanku semakin berdenyut-denyut melihat tangan Mbak Rini menelusup ke balik celana Mas Rudy sambil memperlihatkan ekspresi kaget di wajahnya.
Aku semakin penasaran oleh apa yang telah ditemukannya. Ia melirik padaku yang tergolek di ranjang sambil memperlihatkan ekspresi wajah penuh kekaguman. Tanpa sadar, aku bangkit untuk melihatnya. Aku jadi penasaran melihat Mbak Rini seperti sengaja menyembunyikannya dari pandanganku. Aku baru terpekik kaget begitu Mbak Rini sambil menyeringai senang mengeluarkan sesuatu dari balik celana Mas Rudy dalam genggaman kedua tangannya.
Dari balik celana Mas Rudy keluar batang kemaluannya yang sudah kencang dengan ukuran yang luar biasa. Panjang dan besar! Padahal kedua tangan Mbak Rini sudah menggengamnya penuh tapi masih terlihat sisa beberapa senti di atasnya. Panjang sekali! Mbak Rini tersenyum senang seperti anak kecil mendapatkan mainan. Mengocoknya naik turun sambil melambai-lambaikan batang itu ke arahku. Seolah ingin memperlihatkan kepadaku betapa senangnya ia mendapatkan batang kont0l sebesar itu.
Aku hanya bisa menelan ludah sendiri menyaksikan semua itu. Sementara kulihat Mas Rudy mengerling padaku sambil tersenyum bangga dengan apa yang dimilikinya. Aku balas tatapan itu dengan menjilati bibir dengan lidahku. Kuingin ia tahu betapa besarnya keinginanku untuk menjilatinya. Kulihat bola matanya berbinar melihat aksi genitku yang membuatnya bergairah. Kelihatannya ia ingin segera meloncat ke atas ranjang tempatku berbaring dengan posisi yang menggairahkan. Tetapi Mbak Rini menahannya di sana. Wanita itu langsung berjongkok di hadapan Mas Rudy dan menjilati batang itu dengan penuh nafsu. Kepala Mas Rudy menoleh ke belakang sambil mengerang kenikmatan merasakan jilatan lihai lidah Mbak Rini di sekujur batangnya. Dari bawah naik ke atas, mengulum-ngulum kepalanya untuk kemudian turun kembali ke bawah menjilati buah pelernya. Kepalaku terasa pening melihat aksi Mbak Rini.
Nafsuku mulai terasa di ubun-ubun. Aku diam di ranjang melihat permainan mereka sambil meremas-remas dadaku sendiri. Aksiku menarik perhatian Mas Rudy. Tangannya mencoba menggapai ke arahku namun tak sampai. Aku sengaja membusungkan dadaku memndekati ujung tangannya yang hanya tinggal beberapa senti lagi. Jemarinya mencoba meraih tetapi tetap tak sampai. Aku tersenyum menggoda. Aku ingin Mas Rudy terangsang oleh godaanku. Jemariku mencopot kancing blouse satu per satu sambil menatap penuh gairah kepadanya.
“Ooohh.. luar biasa.. ngghh..” erangnya merasakan kenikmatan dan rangsangan yang diberikan oleh dua orang perempuan cantik nan seksi sekaligus.
Mbak Rini semakin semangat dengan aksinya. Mulutnya sudah penuh dengan batang kont0l Mas Rudy. Dihisap-hisap. Dikulum-kulum dengan penuh kenikmatan. Aku iri melihatnya. Aku lalu bangkit dari ranjang dan menghampiri mereka. Kupeluk tubuh Mas Rudy dari belakang. Menciumi bahu dan punggungnya yang kokoh, sementara kedua tanganku menggapai ke atas dadanya yang berotot. Aku bisa merasakan dadanya yang dipenuhi bulu-bulu halus. Spontan saja aku langsung mengelus-elusnya. Kemudian tanganku bergerak merambahi lengan Mas Rudi. Lengan itu terasa begitu kencang, dengan otot-ototnya yang bersembulan. Kuelus dan kumainkan bisepnya yang tebal dan padat itu.
Wajah Mas Rudy menoleh ke samping mencari-cari bibirku untuk dikulum. Aku sengaja menghindar. Menggodanya. Ia semakin terangsang. Kubiarkan saja seperti itu. Tanganku pun merayap ke arah perutnya. Meski sudah berumur tetapi perutnya tidak buncit, sama dengan bagian tubuhnya yang lain, tampak kokoh dengan otot-ototnya yang keras dan pejal. Ia nampaknya rajin berolah raga sehingga masih memiliki tubuh seperti model pria di majalah kebugaran.
Kurasakan perutnya bergetar hebat mengikuti rayapan nakal jemariku. Kupermainkan bulu-bulu lebat di seputar selangkangannya. Aku sengaja tidak meraba batang kont0lnya yang tengah dikulum Mbak Rini meski kutahu pasti ia sangat menginginkan sentuhan tanganku pada batangnya. Kudengar ia melenguh memanggil namaku. Ia rupanya tersiksa oleh godaanku. Aku tersenyum penuh kemenangan. Entah kenapa dalam lubuk hatiku, aku ingin memberinya lebih dari apa yang diberikan Mbak Rini pada Mas Rudy saat itu. Inilah mungkin persaingan di antara wanita yang tak pernah disadari oleh kaumku.
Aku lalu berpindah ke depan mereka diiringi tatapan Mas Rudy yang begitu penasaran dengan apa yang akan kulakukan. Aku ikut berjongkok di belakang Mbak Rini. Kupeluk wanita itu dari belakang. Mbak Rini menoleh sebentar untuk kemudian meneruskan kulumannya. Kudengar ia merintih saat tanganku memeluk buah dadanya. Kuremas dengan lembut sambil memilin putingnya yang sudah mengacung keras. Aksiku tak pernah luput dari pandangan Mas Rudy. Kuciumi punggung Mbak Rini. Sekali-sekali kugigit perlahan. Ia mengaduh. Tapi nampaknya tidak merasa kesakitan malah sebaliknya. Ia terangsang karena kurasakan putingnya semakin mengeras.
Tanganku merayap lebih jauh. Turun ke bawah menelusuri permukaan perutnya. Lalu mengelus-elus bulu kemaluannya. Jemariku segera menelusuri garis bibir kemaluannya. Mbak Rini melenguh merasakan permainan jemariku. Ia sudah basah. Jemariku merasakan daerah itu sudah sangat licin sehingga dengan mudah telunjuk jariku melesak ke dalam liangnya. Kutekan perlahan. Jemariku bergerak keluar masuk untuk kemudian menusuk lebih dalam.
Pinggul Mbak Rini bergoyang seperti gerakan bersenggama mengimbangi tusukan jariku. Kugeser-geser dadaku ke atas punggungnya. Buah dadaku terasa semakin membusung oleh desakan nafsu birahi. Meski masih terhalang oleh pakaian, namun terasa hingga ke hatiku. Aku ikut-ikutan melenguh menimpali erangan Mbak Rini yang tengah disetubuhi oleh jariku. Kupermainkan kelentitnya. Aku tahu persis kelemahannya, tahu mana titik-titik yang bisa membuatnya mem3kik penuh kenikmatan. Sama persis seperti yang ada di tubuhku. Karena kami sama-sama wanita.
Mas Rudy terperangah dengan aksi kami berdua di bawah. Pemandangan dihadapannya semakin membuat Mas Rudy terangsang hebat. Mungkin baru kali ini ia bercinta dengan dua wanita sekaligus dan tak pernah membayangkan akan demikian dahsyat rangsangan yang dirasakannya.
“Oh.. kalian berdua sungguh luar biasa..” katanya dengan suara tersengal.
“Ayolah kita pindah ke ranjang. Aku sudah tak kuat lagi.. ngghh..” pintanya kemudian.

Kami lalu berpindah ke ranjang. Mas Rudy mengambil posisi telentang, sementara aku berbaring di sampingnya sambil berciuman dengannya. Mbak Rini rupanya belum mau melepaskan kuluman pada kont0lnya. Ia masih asyik mengemot-emot batang itu. Kedua tangannya tak pernah berhenti mengocok. Luar biasa pertahanan Mas Rudy. Ia belum memperlihatkan tanda-tanda akan mencapai puncaknya. Padahal Mbak Rini sudah mengeluarkan semua kemampuannya menghisap kont0l itu. Ia penasaran sekali.
Aku dan Mas Rudy kembali berciuman. Kurasakan tangan kekarnya bergerak lincah mempreteli kancing blouseku hingga terlepas. Ia lalu meraih kaitan kutang di punggungku dan melepaskannya. Mas Rudy melenguh penuh kekaguman begitu kedua buah dadaku yang membusung penuh tumpah dari kutangku. Kedua tangannya segera menangkap buah dadaku. Meremas-remas seraya berkata betapa kenyal dan montoknya buah dadaku. Ia tak berhnti memuji-muji kecantikan tubuhku. Bibir langsung berpindah ke atas payudaraku. Menciumi keduanya dan menjilat-jilat putingku. Aku meringis keenakan menghadapi lumatan pada putingku. Tangannya meraih tanganku untuk dibimbing ke arah kont0lnya.
Mbak Rini lalu melepaskan kulumannya dan membiarkan aku menggenggam kont0lnya. Ia bangkit dan mengambil posisi jongkok mengangkangi Mas Rudy. Liang mem3knya persis di atas kont0l yang tengah kupegang. Kuacungkan persis menempel di mulut liangnya. Aku melirik ke arah Mbak Rini dan memberi tanda supaya menurunkan tubuhnya. Mbak Rini melenguh panjang saat ujung kepalanya menerobos masuk bibir kemaluannya.
“Oohh.. gedee.. bangeett.. uugghh.. enaakkhh..!” rintih Mbak Rini penuh kenikmatan.
Kulihat batang yang lebih besar dari pergelangan tanganku itu melesak ke dalam liang Mbak Rini yang sempit. Batang itu baru masuk setengahnya. Mbak Rini sudah kelihatan gelagapan. Kelihatannya tak akan muat. Mbak Rini menggoyang-goyang pantatnya sambil bergerak turun naik. Sedikit demi sedikit gerakan itu membantu batang Mas Rudy masuk lebih dalam lagi. Mbak Rini baru menjerit lega setelah merasakan batang itu masuk seluruhnya. Ia tampak puas bisa membenamkan seluruhnya. Setelah itu ia beergerak naik turun. Telihat lambat sekali. Ketika naik rasanya tidak sampai-sampai ke ujungnya. Begitu pula saat turun. Terasa lama sekali baru mentok hingga ke dasarnya.
Aku terpesona melihatnya sambil berpikir apakah liangku mampu menerimanya. Aku tak bisa berpikir lama karena tangan Mas Rudy bergerak semakin nakal. Rokku telah dipelorotkannya sekaligus dengan celana dalamku. Aku kini sudah telanjang bulat seperti mereka berdua. Kurasakan jemari besar dan lembut Mas Rudy menusuk-nusuk liang mem3kku. Mulutnya tak pernah berhenti mengemoti puting susuku. Kenikmatan di dua tempat ini benar-benar luar biasa. Rangsangan dahsyat menyebar ke sekujur tubuhku. Cairan pelumas dari liang mem3kku semakin membanjir sehingga memperlancar laju keluar masuk tusukan jari Mas Rudy. Menyentuh seluruh relung vaginaku. Kelentitku dipermainkan sedemikian rupa. Tubuhku terlonjak-lonjak saking keenakan. Pinggulku bergoyang, berputar dan bergerak maju mundur mengikuti irama tusukannya.
“Ganti posisi Mbak..” kata Mas Rudy tiba-tiba.
Ia bangkit sembari menurunkan tubuh Mbak Rini yang tengah asyik menungganginya.
Kulihat Mbak Rini sepertinya tahu apa keinginan Mas Rudy. Ia langsung mengambil posisi merangkak di atas ranjang, bertumpu pada kedua lututnya yang ditekuk sementara pantatnya menungging ke atas. Mas Rudy mengambil posisi di belakangnya. Ia tekan punggung Mbak Rini sehingga wajahnya menyentuh ranjang. Pantatnya yang bulat penuh itu semakin menungging. Mas Rudy bergumam tak jelas sambil menatap penuh nafsu liang mem3k Mbak Rini yang sudah menganga lebar dari bagian belakangnya. Mas Rudy memegangi kont0lnya dan diarahkan ke liang itu. Tubuhnya segera didorong ke depan. Mbak Rini melenguh seperti sapi yang sedang diperah. Mulutnya menganga sambil mengaduh karena merasakan liangnya dijejali benda keras, panjang dan besar milik Mas Rudy.
Aku iri melihat kenikmatan yang diperolehnya. Aku diam tak bergerak menyaksikan persetubuhan mereka. Nafsuku semakin memuncak. Kedua tanganku dengan refleks meremas buah dadaku sendiri. Mas Rudy melihat perbuatanku. Ia menyuruhku untuk bergabung. Mbak Rini segera menarik tubuhku hingga telentang persis di bawahnya. Kedua kakiku dibukanya lebar-lebar kemudian wajah Mbak Rini mendekati pangkal pahaku. Aku berdebar menantikannya. Kemudian kurasakan jilatan lidahnya di bibir kemaluanku. Tubuhku bergetar hebat. Luar biasa! Baru kali ini aku merasakan lidah perempuan menjilati mem3kku. Tubuhku meggeliat-geliat antara geli dan nikmat. Mbak Rini memang luar biasa. Ia lihai sekali memberikan rangsangan padaku. Lidahnya menjilat-jilat kelentitku.
Pantatku terangkat tinggi-tinggi begitu kurasakan desakan hebat dari dalam tubuhku. Begitu kencang dan kuat hingga aku tak dapat menahannya. Aku menjerit lirih sambil menggigit bibirku sendiri. Semburan demi semburan memancar dari liang mem3kku. Aku mencapai puncak kenikmatan hanya dalam beberapa kali jilatan saja. Kulihat ke bawah wajah Mbak Rini semakin terbenam di antara selangkanganku. Mulutnya mengecup-ngecup cairan yang meleleh dari liangku. Menghirupnya dalam-dalam. Ia dengan penuh gairah membersihkan ceceran cairanku di sekitar kemaluanku.
“Oohh.. Mbak Rinii.. ngghh.. mmppffhh..” rintihku sambil menjambak rambutnya dan menekan kepalanya ke dalam selangkanganku.
Sementara di belakang sana, Mas Rudy dengan gagahnya menghujamkan senjata terus menerus. Pinggulnya meliuk-liuk dan bergerak maju mundur dengan kecepatan penuh. Mbak Rini sampai kelabakan mengimbangi keperkasaan pria tua yang jantan itu. Selang beberapa detik kemudian Mbak Rini melenguh panjang. Tubuhnya berkelojotan. Nampaknya ia pun sudah mencapai puncak kenikmatannya sendiri. Tubuhnya langsung lunglai dan terjatuh di sampingku. Aku segera menghujaninya dengan ciuman. Bibirnya kukulum. Buah dadanya kuremas-remas. Lenguhannya bertambah keras bahkan setengah menjerit. Ia balas memeluk tubuhku. Mengerayangi buah dadaku. Memilin-milin putingku.
Aku merasakan gairahku muncul kembali. Kami bergumul dengan panasnya. Aku melirik ke arah Mas Rudy yang terpana menyaksikan aksi kami. Batang kont0lnya nampak masih keras, mengacung dengan gagahnya. Aku biarkan dia menonton kami. Perhatianku tersita semuanya oleh cumbuan Mbak Rini. Tubuhku menyambut hangat kecupan panasnya. Aku sudah tidak lagi memperhatikan Mas Rudy.
Aku tak pernah menyangka bahwa Mbak Rini memiliki kecenderungan untuk bercinta dengan sesama perempuan pula selain dengan lelaki. Bi-sex, kata orang. Aku pun sebenarnya tak pernah berpikir akan bercinta dengan sesama perempuan dan tak pernah membayangkan akan kenikmatannya. Ternyata rasanya memang lain dari pada yang lain. Aku tak kalah hangatnya menyambut cumbuan Mbak Rini. Dadaku seakan mau meledak oleh rangsangan hebat yang bergolak dalam tubuhku. Bibir Mbak Rini terus-terusan menghisap puting susuku. Aku menggeliat-geliat saking enaknya.
Kenikmatanku semakin betambah saat kurasakan bibir kemaluanku digesek-gesek oleh moncong kepala kont0l Mas Rudy yang mulai ikut bergabung dengan kami. Ya ampun! Aku berteriak dalan hati saking keenakan. Mana pernah kualami kenikmatan luar biasa seperti yang sedang kurasakan saat ini.
“Auuww!” aku merintih saat merasakan kont0l Mas Rudy menyeruak di antara bibir kemaluanku yang masih rapat.
Rasanya membuatku tersedak dijejali kont0l sebesar itu. Kubuka kedua kakiku lebar-lebar untuk memberikan jalan padanya. Pinggulku berkutat agar kont0l itu masuk seluruhnya. Aku bisa menarik nafas lega melihat Mas Rudy mulai lancar menggoyang pantatnya. Ruang vaginaku terasa penuh. Gesekan urat-urat batang Mas Rudy sampai terasa ke ulu hati. Ujung kepalanya menyodok-nyodok bagian terdalam vaginaku.
Aku sampai kehabisan nafas mengimbangi goyangan Mas Rudy. Ia benar-benar perkasa. Aku takluk padanya. Tubuhku serasa dipanggang oleh kont0l panjangnya. Otot-otot vaginaku kukedut-kedut. Mas Rudy mengerang merasakan kenikmatan kedutanku menghisap-hisap kont0lnya. Baru tahu rasa sekarang, ujarku dalam hati. Akan kubikin KO dia, ancamku dalam hati dengan gemas.
Kuingin ia segera menyemprotkan air maninya dalam vaginaku. Kuingin merasakan kekuatan semprotannya. Kuingin ia tumbang dalam pelukannku. Aku bergoyang sekuat tenaga. Kupelintir batang kont0lnya dalam mem3kku. Kulihat Mas Rudy megap-megap. Aku semakin bersemangat. Pinggulku berputar seperti gasing. Meliuk-liuk liar. Kurasakan tubuhnya mulai berkelojotan. Aku sudah tak memperhatikan Mbak Rini yang sibuk mencumbui tubuhku. Aku lebih berkonsentrasi untuk membuat Mas Rudy mencapai orgasme secepatnya.
Upayaku belum juga memperlihatkan hasil. Mas Rudy nampak masih perkasa menggenjotku. Belum terlihat tanda-tanda ia akan orgasme. Aku semakin frustrasi melihatnya, karena lama kelamaan aku sendiri yang kewalahan. Aku sudah merasakan desiran kuat dalam tubuhku. Aku panik oleh gejolakku sendiri. Kucoba bertahan sekuat mungkin, tetapi batang kont0l Mas Rudy masih terus menusuk-nusuk dengan cepatnya. Gesekan kulit batangnya yang keras dan gerinjal urat-uratnya pada kelentitku, membuat pertahananku jebol paad akhirnya. Aku berteriak sekuat tenaga saat aliran deras menyembur dari dalam diriku. Aku menyerah, pasrah dan membiarkan otot-ototku melemas, melepaskan orgasmeku yang meledak-ledak.
“Masukiinn.. semuaannyaa..!” Jeritku seraya menarik pantat Mas Rudy ke dalam selangkanganku sehingga kont0lnya melesak masuk seluruhnya.
Kurasakan semburan demi semburan memancar dari dalam liangku. Sementara Mbak Rini mengelus-elus wajahku seolah sedang menenangkan diriku yang tengah menghadapi amukan kobaran api birahi. Aku baru bisa mengambil nafas lega beberapa menit kemudian. Tulang-tulangku serasa pada copot. Aku terkulai lemas. Tenagaku terkuras habis dalam pertempuran tadi.
Mas Rudy lalu mencabut batangnya dari liangku. Ia nampak masih perkasa, mengacung gagah. Kepalanya mengkilat karena cairan milikku. Mbak Rini menoleh ke arahnya, kemudian kepadaku sepertinya meminta bantuanku untuk ‘mengeroyok’ lelaki yang telah membuat kami berdua luluh lantak. Aku mengangguk dan segera bangkit menghampiri Mas Rudy. Kutarik tubuh atletisnya yang sudah licin karena keringatnya, supaya berbaring telentang di ranjang. Bibirku langsung menyerbu daerah selangkangannya. Aku sudah tak sabar ingin melumat batang kont0lnya. Kuselomoti dengan rakus hingga terdengar suara kecipakan air liurku. Sementara Mbak Rini memulai cumbuannya di bagian dadanya. Menjilati puting susunya yang besar. Menyusur terus ke bawah dan bergabung denganku menggumuli batangnya.
“Ouuhh.. sedaapp..” Pekik Mas Rudy melihat dua perempuan cantik saling berebut menciumi kont0lnya.
Mbak Rini kebagian ujung kepalanya, sementara aku menjilati batang dan buah pelernya. Kami berdua saling berlomba memberikan kenikmatan kepada Mas Rudy. Kami kemudian bergiliran. Aku bagian atas, Mbak Rini bagian bawah. Seterusnya bergantian sampai beberapa menit lamanya. Ketika kami merasakan Mas Rudy menggelinjang dan mengerang seperti menahan sesuatu, secara berbarengan mulut kami menciumi moncong kont0lnya dari samping. Kedua tangan kami mengocok batangnya.
“Ouuhh.. saa.. yaa.. ke.. ke.. kelu..” belum sempat ucapannya berakhir, nampak cairan kental dan hangat menyemprot keras dari moncongnya.
Tubuhnya menghentak-hentak seiring dengan semburan air maninya yang tak henti-henti muncrat. Wajah kami belepotan disirami air maninya yang keluar begitu banyak. Mbak Rini menghisap terus dengan rakusnya. Lidahnya menjilat-jilat sampai bersih batang itu dari ceceran air maninya. Sedangkan aku mengocoknya seakan mau memeras kont0l itu hingga habis cairannya.
Setelah membersihkan cipratan air mani di wajah, lalu kami menjatuhkan diri di kiri dan kanan tubuh Mas Rudy sambil memeluknya. Kami benar-benar kecapaian. Mata terasa berat karena kantuk. Samar-samar kudengar Mas Rudy berkata,
“Kalian memang luar biasa. Saya benar-benar puas bersama kalian..”
Kami tak tahu apa lagi yang dibicarakannya karena sudah terbang melayang dalam mimpi indah. Senyum kepuasan tersungging dari bibirku dan Mbak Rini. Pengalaman yang sungguh tiada duanya…. – Mbak Rini Kesepian Haus Seks
Read more ...

Malam Indah Bersama Ibuku

Malam Indah Bersama Ibuku – Namaku rio adi nugroho, umurku 17 tahun, aku sekolah d salah satu SMA di surabya. Aku anak tunggal di keluargaku, kadang rasanya sepi karna tidak mempunyai saudara. ayahku kerja di salah satu rumah sakit d surabaya, dan ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Aku ingin berbagi cerita tentang aku dan ibuku, umur ibuku 38 tahun, dia adalah ibu terbaik di dunia ini. di usia ibuku yang 38 tahun dia masih terlihat cantik.


Awalnya aku gak ada pikiran ingin melakukan hal gila kepada ibuku, semua berawal ketika aku gak sengaja melihat ibuku yang sedang mandi, waktu itu aku pulang lebih cepat dari biasanya karna guru-guru di sekolah ada rapat. mungkin karna ibuku mengira bahwa di rumah gak ada siapa-siapa jadi dia gak menutup pintu kamar mandi dengan rapat. ketika melihat pintu kamar mandi yang sedikit kebuka jadi muncul pikiran untuk mengintip ibuku yang sedang mandi. tubuh ibuku yang putih mulus dan buah dada yang besar serta bokong yang montok membuat kontolku menjadi tegang. karna terlalu fokus pada tubuh ibu, tanpa sengaja aku mendorong pinntu kamar yang gak tertutup rapat itu sehingga aku tersungkur masuk kedalam kamar mandi tempat ibu mandi, ibu yang lagi asik mandi pun terkejut.
“rio, kamu ngapain??” tanya ibu dengan ekspresi bingung.
”enggak mah, ini tadi ada tikus trus mau rio usir” karna bingung jadi aku asal menjawab.

kemudian aku pun langsung lari ke kamar. di dalam kamar aku masih terus memikirkan tubuh ibuku yang seksi itu, aku pun coli dengan membayangkan tubuh telanjang ibu yang kulihat tadi.. beberapa jam kemudia ibu memanggilku.
“rio… cepet turun makan dulu” teriak ibuku dari bawah..

aku pun langsung turun untuk makan siang, karna tenagaku habis untuk coli aku jadi sangat lapar. aku pun makan bersama ibu. ketika lagi asik menyantap makan siangku ibu melontarkan pertanyaan yang mengagetkanku.
” rio tadi km ngapain d kamar mandi pas mamah lagi mandi ? km ngintip mamah ya?” tanya ibu padaku.
mendengar pertanyaan ibu aku pun jadi kaget dan tersedak.
“uhuk,, egak kog mah, tadi itu ada tikus masuk rumah gede banget terus mau rio usir,eh rio malah kepleset jadi masuk deh ke kamar mandi.” kataku berusaha mencari alasan.
”kamu tuh pinter cari alasan, sebernya tadi km ngintip mamah mandi kan? Hayo ngaku” tanya ibuku denga nada yang leibih keras.
“iya rio tadi ngintip mamah lagi mandi” jawabku dengan perasaan takut.
“km nakal ya.. berani ngintip mamah mandi”
“abisnya mamah sih pintu kamar mandi gak di tutup rapat, kan jadi kelihatan mamah lagi mandi” jawabku.
“ya kan tadi mamah kira gak ada orang di rumah, lagian kamu gak seperti biasanya pulang cepet”. Kata ibuku.
“iya ini tadi guru-guru di sekolah ada rapat, jadi pulangnya cepet”
“lain kali jngan ngintip mamah lagi ya” jelas ibuku
“iya mah, oya mah tadi itu tubuh mamah seksi bnget” sindirku kepada ibuku.
“heh.. km ngomong apa, masih kecil udah ngomong seksi-seksi.” Balas ibuku.
“yeee mamah, aku udah 17 tahun kali mah, udah gede” jawabku dengan cemberut.
“oohh anak mamah ternyata sekarang udah besar ya…… uadah tau yang seksi-seksi”
“hehehehe…. iya dong mah’’

Setelah selesai makan akupun keluar karna sudah ada janji dengan temanku untuk menemaninya membeli kaset DVD dan aku juga membeli satu.
Setiap malam aku selalu menyempatkan diri untuk belajar ya walaupun terkadang cuma membolak balik buku aja hehehehe. Kemudian aku teringat dengan kaset DVD yang baru aku beli tadi siang. Aku mengambil bungkusan yang sejak tadi siang aku letak kan di atas meja. Aku membeli film horor, judulnya “pocong pocong srigala”. Aku pun berfikir untuk menonton bersama ibuku, “kayaknya asik nih nonton sama mama” pikirku dalam hati, kemudian aku pun pergi kekamar ibuku untuk mengajaknya nonton film horor bersamaku. Sampainya di depan pintu kamar ibuku aku mendengar suara ibuku yang sedang mendesah keenakan seperti yg sering aku lihat di film-film bokep, kemudian aku mengetuk pintu kamar ibuku.
“mah, mamah…. aku boleh masuk?” tanyaku dari luar kamar ibuku.
“sebentar rio, mamah lagi ganti baju” jawab ibuku.
Setelah beberapa saat ibuku pun menyuruhku masuk kedalam kamarnya.
“ada apa?” tanya ibuku.
“ini, rio baru beli film horor mah, mau gak nonton bareng sama rio?” jawabku
‘’iya boleh, sini nonton bareng sama mamah” jawab ibuku

Kemudian aku memasukan kaset ke DVD player yang ada di kamar biuku, setelah memasukkan kaset tersebut kemudian aku pun naik ke tempat tidur ibuku, aku duduk di saping ibu. Kami berdua asik menonton film yang sangat2 tidak menegangkan itu sampai tiba-tiba ada adegan yang mengejutkanku, spontan aku pun langsung memeluk ibuku dan ibuku hanya tertawa melihat aksiku itu.
“iiihh… mamah kog ketawa sih.” Kataku dengan agak kesal
“kamu lucuh sih, udah besar kok masih takut. Hehehe” jawab ibuku sambil tertawa kecil.
“mamah kan tau sendiri aku paling takut sama pocong” kataku
“ya udah, sini duduk di depan mamah, biar mamah peluk biar kamu gak takut lagi” kata mamku sambil menarik tanganku untuk duduk di depanya.
“apaan sih mah, kayak anak kecil aja” jawabku dengan sedikit kesal.
“udah gak apa-apa, kan kamu emang masih kecil. Hehehe”

Aku pun menuruti perkataan ibuku dan duduk di depannya. Dia memelukku dari belakang, pelukannya benar-benar terasa hanngat, sudah lama aku gak merasakan di peluk ibuku seperti ini. Harum tubuh ibuku, susunya yang besar seperti mengganjal d punggungku membuatku jadi memikirkan hal yang aneh-aneh di tambah ibuku hanya memakai piyama dan terlihat paha nya yang putih mulus karena tidak tertutupi piyama yang ibuku pakai. Aku jadi tidak konsen menonton filmnya, pikiranku semuanya benar-benar telah tertuju pada sosok perempuan yang sedang memelukku, tanpa sadar tanganku mulai bergerak mengelus-elus paha ibu yang putih dan mulus itu, ibuku pun kaget, mungkin dia merasa geli kemudian menyingkirkan tanganku dari pahanya, tapi tanganku tetap kembali mengelus paha ibuku.
“rio.. kamu ngapain sih, geli tau..” kata ibuku
“paha mamah halus, jadi enak klw di elus-elus” jawabku

Ibu kemudian menyingkirkan tanganku dari pahanya lagi, tpi setiap tanganku di singkirkan dari pahanya tanganku pun kembali lagi sampai akhirnya ibu membiarkan tanganku mengelus-elus pahanya yang mulus itu. Di tambah lagi ada adengan panas di film horor tersebut yang membuat pikiranku membayangkan hal-hal yang bukan-bukan. Ketika tanganku sedang asik mengelus-elus paha ibuku dan mataku fokus ke layar tv tiba tiba tangan ibuku menutupi mataku.
“anak kecil gak boleh ngelihat yang kayak gini” kata ibuku sambil menutup mataku.
“apaan sih mah, aku kan udah besar mah.” Jwabku sambil berusaha menyingkirkan tangan ibuku.
“kamu udah pernah ya nonton adegan kayak gitu?” tanya ibuku.
“udah dong mah”jwabku.
“hahahahahahaha”
‘’kog mamah malah ketawa sih?” tanyaku
“gak apa-apa. Itu berarti anak mamah udah besar, udah tau yang kayak begituan” jawab ibuku sambil menunjuk adegan di film horor yang kami tonton.
“tapi jangan sering-sering ya nonton film kayak gitu” lanjut ibuku.
“iya mah. Kataku

Kami pun melanjutkan menonton film horor itu, susu ibuku yang besar yang menempel di punggungku membuat kontolku semakin tegang dan ingin rasanya memegang susu ibu yang indah itu.
“mah, susu mamah kog besar banget sih.” Kataku sedikit usil
“hahaha, kamu nih rio bisa aja, kebanyakan nonton film begituan sih jadi pikiran km jorok” celetus ibuku sambil tertawa kecil.
“tapi susu mama beneran besar, tersa banget di punggung rio’’
“rio mau pegang susu mamah?” tanya mamaku

Aku kaget mendengar apa yang barusan di katakan ibu kepadaku.
“beneran mah boleh pegang?” tanyaku untuk memastikan.
‘’iya boleh, kan dulu waktu kamu masih kecil sering kamu pegang”kata ibuku
“ya itu kan waktu aku masih kecil” kataku, walaupun aku sebernya gk ingat kalau pernah megang susunya ibuku waktu masih kecil, mungkin ketika aku masih bayi.
“mau pegang apa egak?” kata ibuku lagi
“i iya mah, mau”

Aku pun menggerakan tanganku agar bisa sampai ke gunung kembar yang sangat indah itu, ketika tanganku menyentuh susu ibuku jantungku jadri berdetak kencang, susu ibuku benar-benar lembut dan kenyal enak banget rasanya ketika di pegang dan membuat kontolku semakin tegang..
“mah, eeeemmmm boleh gak aku lihat susu mamah’’pintaku
Ibuku tidak menjawab dia langsung membuka piyamanya dan membuat susu ibuku yang indah itu terlihat dengan jelas, aku pun meremas-remasnya, ibuku juga terlihat menikmatinya, aku gak nyangka bakalan bisa merasakan hal yang seperti ini.
‘’rio..”panggil ibuku
“iya mah” jawabku sambil trus meremas-remas susu ibuku.
“kamu boleh kog nyusu sama mamah lagi kalau kamu mau” katamamu.

Aku kembali terkejut mendengar perkataan ibuku, bisa merasakan memegang susunya aja aku sudah seneng banget dan sekarang aku boleh menyusu padanya.
“beneran mah?” tanyaku lagi
“iya sayang” kata ibukut

Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menyusu pada ibuku, aku mengemut-emut punting susnya yang berwarna sedit merah jambu itu, aku menjilat-jilatinya. Ibuku sangat menikmati aksiku itu
“oohh… rio… trus sayang. Trus…”
“iya mah. Iya, susu mamah enak bnget” kataku smbil trus menjilati punting susu ibuku

Tanganku yang satunya pun sepertinya tidak sepertinya juga tidak mau diam saja, aku mengarahkan tanganku yang kiri untuk sampai ke tengah-tengah selangkangan ibuku, sampai akhitnya aku menyentuh sesuatu yang lembab dan lengket, mungkin itu cairan yang keluar dari dalam memek ibuku.
“rio!! “ triak ibuku
“iya mah, maaf mah” aku kaget sambil menyingkirkan tanganku dari memek ibuku.
“gak apa-apa sayang, trusin aja kalau kamu mau, gak apa-apa”
“iya mah” aku pun meruskan aksiku memegangi memek ibuku
‘’ooohhh. Sssss aahhhh enak sayang. Masukin jari kamu sayang kedalam memek mamah”

Aku menuruti permintaan mamah dan memasukan jariku kedalam memeknya, sambil terus menjilati punting susu ibuku.
“mah, boleh gak rio cium bibir mamah” tanyaku
“boleh sayang.”kata ibu

Aku langsung mencium bibir ibuku, rasnya sungguh nikmat hangat dan lembut, lidah kami pun beradu dan air liurku dan ibuku bercampur menjadi satu, ibuku benar-benar kisser yang handal, dia menguasai permainan ciuman ini, aku pun tidak ingin kalah dan membalas keganansan ciuman ibuku dengan penuh semangat dan nafsu. Mungkin ciuman itu berlangsung sekitar 3 menit dan kemudian ibuku berhenti menciumku dan dia langsung memelukku. Pelukan ibu benar-benar tersa sangat hangat. Ibu mendekatkan bibirnya keteingaku dan berbisik kepadaku.
“sayang, kamu mau gak puasin mamah malam ini, mamaf udah gak tahan ingin di puasin malam ini, mamah ingin ngentot sama kamu sayang” kata ibuku
Mendengar bisikan ibu membuat ku semakin bernafsu dan kontolku semakin tegang dan mengeras.
“iya mah, rio mau muasin mamah malam ini, rio akan berikan yang terbaik untuk amamh dan mamah pasti akan puas.” Jawabku.
Sesaat kemudian ibuku melepaskan pelukanya, kemudian dia membuka piyamanya. Tubuh ibu yang putih mulus dan sexi yang aku lihat tadi siang ketika ibu lagi mandi kini berada di depanku dan telihat dengan jelas betapa indahnya wanita di depan hadapanku ini. Dua buah susu yang menggantung dan memek tembem yang di tumbuhi bulu halus membuat nafsuku semakin menjadi-jadi. Tanpa di komandoi ibuku aku langsung menciumi memek ibuku, menjilati klitoris ibuku. Rasanya sangat nikmat, terasa asin dan gurih hehe.
“oohhhh. Aaahhhh enak sayang. Trusin sayang .. ooohhhhh” kata ibu sambil mendesah menikmati permainan mulutku.
“sayang kamu kog pinter banget sih, kamu udah pernah ML ya. Ohhh sssssttt ahhhh” tanya ibuku sambil mendesah dan menjambak rambutku.
“hehehe. Iya mah” jawabku sambil nyengir.
“enak bnget sayang. Trusin sayang, masukin jari kamu sayang di kocok yang kenceng sayang” kata ibu

Aku pun menuruti perintah ibuku, ibu terlihat sangat menikmati tubuhnya bergerak-gerak karna gerakan tanganku di dalam memeknya. Beberapa saat kemudian aku menghentikan aksiku karna aku gak mau ibu orgasme duluan sebelum aku memasukkan kontolku kedalam memeknya yang tembem itu.
“mah, emutin kontolnya rio dong” pintaku
“iya sayang, sini mamah emutin” jawab ibuku

Kemudian aku membuka baju dan celanaku, kontolku yang selama itu terkurung di balik celanaku akhirnya bisa keluar dan bebas. Aku berdiri d depan ibuku.
“kontol kamu besar banget rio, kontol papah aja kalah, hehe” kata ibuku
“iya mah, dengan kontol ini rio akan puasin mamah” balasku

Kemudian ibu langsung menjilati ujung kontolku dan memasukkannya kedalam mulutku, aku baru kali ini merasakan kontolku di emut oleh perempuan, ya walupun sering ML sama pacarku tapi dia gak mau ngemuti kontolku, rasanya sungguh nikmat,
“ahh. Enak mah, sambil d kocok mah kontolku” kataku
“iya sayang” balas ibuku

Ibuku pun melakukan apa yang aku perintahkan. Ibu sangat pintar dalam hal menyepong kontol, mungkin karna sering melakukanya dengan papah. Sekitar 4 menit ibuku mengemuti kontolku yang lumayan besar ini ya walaupun gk sebesar kontol orang barat. Hehe
‘’sayang masukin dong kontol kamu ke memek mamah, mamah udah gak tahan sayang” pinta ibuku.
“iya mah, rio masukin”jawabku

Aku pun mundur sedikit kebelakan, posisi ibuku tidur terlentang sambil kedua kaki di buka (mengkangkang, gak tau d tempat kalian bahasanya apa). Aku mulai memainkan kontolku, aku tepuk-tepukkan kontolku kememek mamah, aku gesek gesekan kontolku ke klitorinya, mamah semakin bernafsu, nafasnya semngakin terengah-engah.
“sayang cepetan di masukin, jngan buat mamah menunggu lama sayang” kata ibuku
Aku pun memasukkan kontolku ke memek ibuku, walaupun ibu berumur 38 tahun tapi memeknya masih sempit, mungkin karna ibu sering melakukan perawatan terhadap memek nya, setelah berusaha sedikit keras akhirnya kontolku pun bisa masuk kedalam memek , ibuku, rasa hangat yang menyelimuti kontoku, rasa basah becek yang aku rasakan ketika kontolku masuk kedalam memek ibu membuatku semakin bernafsu, sambil menggenjot ibuku, akupun meremas-remas kedua buah susu ibu yang sangat besar itu,
“ahhhh.. ssssss ohhhhhh enak bnget sayang, trus genjot yang kenceng sayang, yang kenceng ahhhh. “ desahan yang sangat erotis membuatku semakin bersemangat.
PLOK PLOK PLOK PLOK. Begitulah kira kira suara ketika kontolku beradu dengan memek ibu.
“mah enak gak mah, nikmat gak mah, mamaf puas gak?”tanya ku sambil terus menggenjot memek ibu.
“aaaahhh,, iya sayang, enak banget, nikmat banget, puasin mamah trus sayang. Ahhhh oohhh ssssstt aahhh..” kata ibuku sambil tak henti-hentinya mendesah.
“iya mah, malam ini akan menjadi malam terindah untuk mamah, rio akan puasin mamah sampai maksimal” kataku

Setelah beberapa menit aku menggenjot dan mulai kluar kringan d tubuhku dan tubuh ibuku, aku pun berhenti dan meminta ibu untuk bertukan posisi. Kali ini aku minta posis WOT.
“mah capek nih, tukar posisi dong, mamah diatas ya, gantian mamah yang genjot”kataku
“iya sayang.”kata ibu

Kemudian ibu bangun dari tidur terlentangnya dan aku yang gantian tidur terlentang. Ibu mulai menaikiku dan memasukkan kontolku kedalah memeknya.
“aahhhh.. sayaaaanggg…” desah ibuku sambil nenggenjot.
“enak mah, terusin mah. Enak” kataku

Mamah sangat bersemangat, dia menggenjot kontolku dengan penuh nafsu.
“enak sekali sayang, aaahhhhh ohhhhhhhh. Kamu bner-bener pinter muasin mamah sayang”kata ibu sambil trus menggenjot dan mendesah.
“iya dong mah, kan rio udah janji akan muasin mamah malam ini”

Sudah sekitar 16 menit kami ML dan kamu belum juga mencapai puncak, ternyata ibuku juga tahan berlama-lama. Mungkin dia tidak ingin mengakhiri kesenangan dan kenikmatan ini dengan cepat begitupun aku, aku berusah untuk tetap tahan dan tidak keluar duluan, karna aku masih ingin trus menikmati memek ibu yang tembeh nan indah itu, sambil ibu menggenjot akupun sambil meremas-remas susunya. Karna ibu terlihat sudah capek kamipun berganti posisi seperti semula, ibu d bawah dan aku yang menggenjot. Kali ini kontolku bisa masuk dengan mudah ke dalam memek ibu karna memek ibu suadah sangat basah dan ada sedikit ledir yang keluar dari dalam memek ibu
“sayang, genjot yang cepet sayang.aaaaaaahhhh.. trus sayang, bentar lagi mamah mau kluar” kata mamah sambil mendesah tanda bahwa dia sangat menikmati permainan ini
“iya mah, rio juga udah mau keluar.” Kataku

Akhirnya setelah 20 menit kami melakukan permainan ini, buku pun orgasme
“mamah keluar duluan sayang. Ahhhhhhhh ooohhhhh sssssssttttt” desahan ibu terdengar lebih keras tanda dia sudah keluar, tangannya mencengkram bantak yang ada di sampingnya denga kuat dan tubuh ibu menggeliat.
Semprotan cairan dalam memek mamah menerpa kontolku, begitu hangat dan nikamt membuatku juga sampai ke puncak permainan
“mah rio mau keluar juga nih, rio keluarin di dalam memek mamah ya” kataku
“iya sayang keluarin, keluarin di dalam memek mamah yang banyak sayang” kata ibu
“mah aku kluar, aku kluar, ahhhhhhh”

Akhrinya spermaku menyembur keluar masuk kedalam memek mamah dan menembus rahimnya, rasanya nikmat sekali ketika menyemburkan sperma kedalam memek. ibu pun menggeliat ketika semburan spermaku menusuk di dalam memeknya. Aku pun menarik keluar kontolku dan ketika aku menarik keluar kontolku mengalir sedikit lelehan spermaku yang aku keluarkan di dalam memek ibuku. Ibu terkapar lemas dengan nafas berat dan terengah-engah. Aku juga terkapar di samping tubuh ibu, aku mencium bibir ibu dengan lembut dan dia juga membalas ciumanku dengan lembut juga
“makasih ya sayang, mamah bener-bener puas malam ini” kata ibuku
“iya mah, rio juga puas banget” jawabku.

Beberapa saat kemudian aku memakai bajuku dan ibu juga memakai piyamanya kembali, tanpa sadar ternyata film horor yang kami tonton sudah berakhir, laku aku keluar dari kamar ibu sambil membawa kaset film horor yang kam tonton setenganya tadi. Sebelum sempat aku keluar kamar, ibu memanggilku.
“rio..” panggil ibuku
“iya mah” jawabku sambil menoleh ke arah ibu
“kejadian malam ini jangan bilang papah ya sayang.” Kata ibuku
“iya mah, rio janji akan jaga rahasia” kata ku
“makasih sayang, mamah puas sekali, mmuuaaacchh.” Kata mamaku sambil memberikan kiss bye

Aku hanya tersenyum dan beranjak meninggalkan kamar ibu. Sampainya di kamarku aku terdiam sejenak dan berfikir
“kenapa ibu tadi bisa ML sama aku ya” pikirku dalam hati, ah sudah lah mungkin ibu merasa kesepian karna papah slalu pulang larut malam yang penting malam inia ku puas dan menjadi malam terbaiku…. – Malam Indah Bersama Ibuku
Read more ...

Rabu, 24 Februari 2016

Janda Tetangga Hot

Janda Tetangga Hot – Aku seorang pemuda yang baru menginjak usia 16 tahun, dan untuk menambah uang sakuku, aku bekerja sebagai pencuci mobil tetangga.Kendaraan kesukaanku adalah mobil tetangga Leslie.Pertama dia memiliki kendaraan audi yang cantik dan kedua pemilik kendaraan tersebut memiliki tubuh yang sangat seksi! hahaha..Bagiku yang masih bau kencur ini, pemilik mobil tersebut yang jauh lebih tua dariku (usia 20 tahun) tetap memiliki aura gadis muda yang erotis walaupun kini ia hidup terpisah dengan suaminya karena kasus selingkuhan sang suami dengan salah satu pegawai admin di kantor tersebut.Aku telah menyelesaikan tugasku (mencuci mobilnya) dan segera menekan bel pintu rumahnya untuk memberitahukan bahwa tugasku telah selesai.


Aku mendengar suara dari dalam,
“Masuklah”.Aku membuka pintu dan segera masuk.
Cerita Sex Janda | Leslie segera turun dari anak tangga dengan mengunakan handuk mandinya.Handuk tersebut sangat kecil sehingga sedikit saja keatas maka bagian kemaluannya akan terlihat jelas.
“Ma’af”, jawabku malu melihat kondisi demikian.
“Rasanya anda memperkenankan saya masuk”
“Tidak, saya tadi bilang saya akan segera datang.” Dia menjelaskan.
“Tapi, sudahlah tidak apa.”
“Mobilnya telah siap.” Balasku kembali.
“Berapa, $ 5 nggak masalah?” Dia bertanya.
“Tidak apa.” balasku kembali.

Mbak Leslie melihat disekeliling ruang tamu dan mengambil tasnya yang berada di sofa kursi.Ia mencoba meraih tas tersebut sambil menahan handuknya. Satu tangan menahan handuk, tangan lainnya berusaha membuka tasnya.Karena tas tersebut agak sulit dibuka dengan satu tangan, ia berusaha dengan cepat melepaskan tangan satunya untuk membantu membuka tas tersebut.
Sedangkan handuk tersebut hanya sedikit terkunci melipat.Dia berusaha mengatur posisinya agar aman bagi handuknya…tetapi handuk itu malah slip dan mencoba melorot.Gerakan refleksi tangannya terlambat untuk menahan handuk yang terlepas tersebut.Aku melihat sebuah pemandangan buah dada yang sangat mengasyikan dan mengagumkan!Aku menelan air ludah.!
Setelah dibenahi kembali posisi handuk tersebut, ia mengeluarkan sejumlah uang dari tasnya dan itu cuma $ 3.
“Hmmm…sepertinya kurang”, gumamnya…
kemudian ia kembali membuka tasnya dan berusaha menekan handuknya dengan kedua sisi lengan tangannya. Dlm pencarian sisa $ 2 tsb, handuk tersebut terlepas kembali dan kali ini ia membiarkan saja.
Oh…my….god..payudara begitu kencang, bulu vagina yang begitu halus dan rapi serta pinggul dan pantat yang sangat mengembang!Perfect body!!!!
Ia bergumam datar tanpa menoleh kepadaku;
“kupikir kamu tidak masalah dengan segitu saja?”.
Dan terus fokus untuk mencari sisa uang dalam tasnya
“Tidak.” balasku.
“Baiklah, kalau begitu.Aku akan memberikan sisanya esok saja.” Ia membalas cepat.
“Bukan, bukan itu maksudku (masalah sisa uang tsb),” balasku sambil melotot memandang tubuhnya.
“Saya belum pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya, maksudku.”
“Benarkah?” Dia bertanya kalem.
“Ya…hanya di buku dan tv.” balasku.
“Jadi bagaimana menurutmu?” Dia bertanya sambil mendekat.
“Anda begitu cantik sekali.” kataku sedikit gemetar.
“Terima kasih.” Dia membalas sambil berada tepat sejengkal dihadapanku.

Aku dapat merasakan panas dari tubuhnya. Leslie kemudian menarik tanganku dan menempelkannya diatas payudaranya, lembut…kejal….dan celanaku menjadi tidak karuan bentuknya. AKu merasa tidak nyaman dengan posisi penis didalam celanaku.Leslie meraih ikat pingangku dan membuka kancing jeans ku. Dan melorotkannya!Penisku mengembang didalam celana dalamku dan mengarah kesamping.Kemudian ia meraih penisku dari dalam celana dalamku. Saat yang kunanti telah tiba.
“Kamu sudah besar ya…”jawabnya pada penisku sambil tersenyum.
“Biar aku yang mengurusmu!.” katanya nakal pada penisku sambil menyentil kemaluanku.

Aku hanya diam seribu bahasa. Ia menarikku untuk tidur dilantai.Kemudian ia menindihku.
“Aku yakin ini tidak akan lama.” katanya mengoda sambil mengerayangi tubuhku hingga menuju batang penisku.
“Ee…” hanya itu yang bisa aku ucapkan.

Aku merasa ia mencium penisku dan kemudian ada terasa hangat pada saat penisku berada dalam mulutnya.Tak terbayangkan rasa itu, dia berhenti sejenak dan kemudian melahap penisku sangat dalam hingga aku merasa menyenggol kerongkongannya.Dia benar! Karena ini merupakan pengalaman pertama bagiku, aku tidak kuasa menahan semua tekanan darah dalam penisku.Penisku mulai mengencang hebat dan rasanya dengan hisapan demikian aku sudah tidak sanggup lagi untuk mencegah spermaku keluar.
Penisku menyemprot sperma dalam mulutnya!.Mbak Leslie tidak juga melepas lumatan penisku, ibarat bayi yang sedang menyusui…ia menghisap semua spermaku dan menjilat semua sperma yang masih membekas di penisku.
“Bagaimana rasanya…sayang?” Dia bertanya.
“Wowwww, enak sekali mbak.” balasku.

Ia kemudian berbaring disampingku. Aku berbalik dan segera menindihnya.Aku meremas dan mengelus semua bagian tubuhnya.Aku bergerak kearah mulutnya dan segera melumat bibir mungil itu. Kamipun saling fiting lidah.Aku mencoba meraih bagian vagina dengan tanganku dan segera menarik dan mengesek itil dari mbak leslie.
“Kalem dong sayang.” mbak leslie segera meraih tanganku dan membimbingnya untuk mengosok bibir dan clitorisnya dengan perlahan.
KAmi terus melanjutkan ciuman kami, kemudian ia menekan kepalaku kebawah menuju arah vaginanya.Aku tahu ia ingin aku melumat vaginanya.
Kulihat vagina itu sudah mulai basah dan aku mencoba menusuknya dengan jariku. Tetapi mbak leslie masih dalam kontrol yang baik, ia meraih tangaku untuk mengesek bagian luarnya lebih dahulu.Kulihat itil nya turun naik merasakan birahi yang sudah mulai naik pada wanita ini.Kemudian ia memegang jariku untuk masuk dalam vaginanya.Jarikupun masuk sedalamnya dalam vagina mbak leslie. Tak lama kemudian kedua paha mbak leslie merapat dan menjepit jariku.Kurasakan gerakan ‘kembang kempis dan panas’ dalam vagina tersebut.Sepertinya vagina tersebut lagi berusaha ‘mengemut’ jariku!.Aku hanya bisa menatap tubuh dan wajahnya yang cantik. Rambutnya yang terurai berantakkan menambah kekagumanku atas tubuh wanita ini.
“Apakah kamu berfikir ini sudah nikmat?” Dia bertanya mendadak.
“Ya.” balasku.
“Ohhh…belum sayang.” balasnya kemudian.

Dia melepaskan jariku dalam vaginanya dan mandorongku untuk tidur dilantai. Kemudian dengan cekatan ia sudah berada diatasku.Ia meraih penisku dan mengarahkan dalam vaginanya. Dia benar, saat penisku mulai sedikit demi sedikit memasuki vaginanya, pikiranku kosong dan menerawang entah kemana. Hingga vagina itu menelan semuanya dan menyentuh buah zakarku….aku seperti terbang tinggi.
Kemudian ia melipatkan kakinya dan layaknya seorang joki, ia mengangkat cukup tinggi pantatnya dan menghujamkan dengan keras pada penisku….wooooowwwww…..that’s really fucked!!!!Dan mulailah irama tungangan kuda yang cukup kencang dilakukan mbak leslie.Penisku dipelintir kesana kemari. Kiri-kanan, maju-mundur….Sepertinya ia ingin mematahkan batang penisku !
“Ini nikmat sekali tante…!.” kataku menjerit.
“Aku membutuhkan itu.” Dia membalas sambil terengah-engah.
“3 bulan kesendirianku akan kubalas padamu!” Katanya geram sambil menghempaskan vaginanya pada penisku! Sepertinya mbak leslie menumpahkan semua birahi terpendam akibat kejengkelan dengan sang suami.

Ini bagaimana cara ia mengenjot penisku dengan ‘kasar’.
“Bisakah kau rasakan ini?” balasnya sambil mengigit bibirnya sendiri dan membengkokkan penisku kedepan.
Aku merasa penisku ditarik dan dikait vagina mbak leslie kesana kemari.
Rasanya sedikit keras dan sakit…tapi tetap kurasakan rasa nikmat yang liar dari style seperti ini….
“Bagaimana dengan ini?” sambil ia memaksa memasukkan sedalam-dalamnya penisku dalam vaginanya.
Mimiknya sedikit geram pada tubuhku, dan rasanya ia ingin menelan buah zakarku….liar sekali…Tak ada genjotan yang halus!…..Semua sentakan dan benturan mengunakan tenaga kuda!Tak ada yang dikurangi…’Bagaimana dengan ini…hah?!” sahutnya geram sambil menghujamkan vaginanya dalam penisku dan digoyangnya pinggulnya sehingga membuat batang penisku seperti melintir….Liar sekali….!..ia seperti kerasukan setan!…Aku merasakan spermaku sudah akan keluar kembali…
”Mbak aku sudah tidak kuat..” balasku memberitahunya….
“Tak apa sayang…keluarkan saja apa yang kamu punya..” jawabnya sambil terengah-engah.
“Didalam?”, balasku lagi…
“He…eh…” balasnya sambil menghujam penisku bertubi-tubi….Ia menunduk dan mengigit putingku….
”auwwww…” teriaku sedikit menjerit…
“Pelan2 mbak..”, pintaku…

Mbak leslie tidak perduli sambil terus mengigit putingku kiri dan kanan, ia memutar pantatnya seperti gilingan!Aku sudah tidak kuat…Mbak aku sudah hampir mau keluar…!
“Sabar sayang, mbak juga….kita barengan..” pintanya.
Dan akhirnya ia berkata,
“kamu siap?”, sambil terus memompa penisku dengan irama yang sungguh cepat!
“Yaaaa…”,balasku.

Dan karena tak kuasa lagi, kusemprotkan spermaku dalam vagina itu, serrr…serrr…serrr…3x kali kusemprotkan spermaku dalam vagina mbak leslie dan rasanya nikmattttttttttt sekaliiiiii.Sepertinya “kedutan” vagina itu siap2 untuk hal yang sama…
Dan tak lama kemudian segera ia bangkit mengangkangiku dan menyuruhku untuk menyodok semua jariku dalam vaginanya….Lima jariku-pun kumasukkan dalam vagina tersebut…dan kusodokkan keluar masuk….
“Aku sudah mau keluarrrr….” jawab mabak leslie berteriak panjang.
Dan benarlah…jemariku semakin merasakan “jepitan kedut-kedut’ dalam vagina itu…Kemudian tiba2 ia menarik dan mengeluarkan tanganku…dan memberikan vaginanya ke arah mukaku…“Masukkan lidahmu sayang….masukkan!”, perintahnya sedikit memaksa!
“Owww…geli bercampur ngeri…”, bathinku…
Vagina itu nampak becek sekali akibat spermaku!Mbak leslie segera menjambak rambutku dan menyodorkan mukaku secara rapat ke vagina nya…
“Masukkan sayang lidahmu…dan mainkan!”, katanya memohon sambil memaksa.
Aku memasukkan semua lidahku dalam vagina itu dan mengerakkannya seperti ular dalam gua…Ia menuntaskan dengan mengeluarkan sperma nya dalam kurun waktu yang cukup lama pada lidahku dan sperma itu mengalir masuk dalam mulutku…Ia berteriak keras,
“ouwwwwww….yess….yessss..”, entah berapa kali semprotan halus spermanya menyentuh lidahku.
“Suck me babe…suck me”, katanya sambil menjambak rambutku.

Rasanya lama sekali ia mengeluarkan pejuh nya….
“Rasakan itu…boy…rasakan!”, cerocosnya ngawur dan geram..Ia benar2 menumpahkan semua orgasmenya pada mulutku!
“Ooohh…yeah…that’s right….”, katanya sedikit mengakhiri orgasme tersebut.

Aku tidak bisa berbuat apa2…jambakannya begitu keras dan dengan kepalaku yang sedikit mengangkat, maka sperma campuran itu tertelan olehku…Asin…anyir…dan aku rasanya mau muntah….
“Oooohhhh….yesss…”, jawabnya lega sambil belum melepaskan jambakan tanganya pada rambutku.
Seolah ia ingin aku menghabisi semua sperma yang ada pada vagina tersebut..Aku sudah tidak tahan dan segera aku berontak….karena aku tersedak hebat dan mau muntah jika dipaksakan terus….Akupun melompat dan segera kuhempaskan kesamping tubuh mbak leslie…Aku terbatuk dan tersedak…Ku keluarkan sisa sperma yang masih ada dalam mulutku…Mbak leslie hanya memandangku dengan tertawa kecil dan puas…
“Bagaimana sayang..?”, jawabnya lemas sambil tersenyum
“Luar biasa mbak..”, jawabku sekenanya setelah kondisiku sudah mulai tenang.
“Kalau ada waktu, kita lakukan ini kembali ya say…”, balasnya meminta.
“Ya…kita lihat nanti gimana keadaanya..”, balasku capek.
“Benarkah?” balasnya.
“Ya”, jawabku enteng.

Akhirnya kami sudahi permainan tersebut, dan uang $ 5 tidak jadi kuambil…Rasanya pengalaman ini jauh lebih berharga.
Akhirnya kami melakukan kembali pada waktu tertentu, hingga akhirnya ia memutuskan pindah ke negara bagian karena kasus cerai dengan mantan suaminya telah selesai.Selamat tinggal mbak leslie…kataku dalam hati menghantarkan kepergiannya.Aku seorang pemuda yang baru menginjak usia 16 tahun, dan untuk menambah uang sakuku, aku bekerja sebagai pencuci mobil tetangga.Kendaraan kesukaanku adalah mobil tetangga Leslie.Pertama dia memiliki kendaraan audi yang cantik dan kedua pemilik kendaraan tersebut memiliki tubuh yang sangat seksi! hahaha.. – Janda Tetangga Hot
Read more ...