Rabu, 29 Juni 2016

Aku dan Mereka

Aku dan Mereka - Aku tdk mau buang-buang waktu,ku pikir berenang lebih bagus.Ya ini mumpung ada gunanya juga,jaga kesehatan tdk salah aku juga itung-itung menabung untuk sehat di hari esok. Dari padaWaktu itu aku gunakan untuk happy yg tdk tentu kapan habisnya.berenang di kolam renang milik sebuah Country Club tepatnya sambil menikmati suasana ya begitu,cewek-cewek yg nampang berbikini tak asing karena disini adalah kolam renang jadi sudah sewajarnya. dimana aku tercatat sebagai membernya juga.


Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul lima . matahri sudah mulai tenggelam berganti malam yg segera menjelang, aku baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. aku melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun. Karena gadis itu berdiri tdk jauh dari aku, aku liatin aja dia.
Untuk usia segitu, badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yg benar-benar sexy dan sekilas aku lihat bibir dan dadanya yg menantang sekali. Setelah aku perhatikan baik-baik, tiba-tiba penisku aku bangun, bagaimana tdk, ternyata dia tdk mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan memeknya yg tercetak di baju renangnya itu.
Eh, ngak disangka-sangka, si anak kecil (yg ternyata adiknya), menghampiri aku, lalu dia bilang
?Om, mau main bola sama Grisa gak ??
?Eh, mmh, boleh, kamu sama kakakmu ya ?? tanya aku gugup.
?Iya, itu kakak !? katanya sambil menunjuk kakaknya.

Lalu aku hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama lena, dan juga, dia baru kelas 2 SMP.
?Mmh, lena cuma berdua sama Grisa ?? tanya aku mencoba untuk menghangatkan suasana.
?Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!? kata lena sambil menunjuk atas gedung Country Club. ?Ooo, sama maminya, toh? kata aku,?Papi kamu ndak ikut Rev ??
?Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa, jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener? katanya lucu.

aku tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya,
?Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ??
?Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.?
?O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om anterin? Tapi yg menjawab si kecil Grisa, ?Boleh, Om boleh ikut, .”

Sekitar 30 menit kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan aku pada tya, mirip abis. Buah dada yg besar dan ranum, leher dan kulit yg putih, pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. lena dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke aku. Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya, 20 tahun.
Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. aku dalam hati berkata, wah, kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, aku memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tdk berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, aku dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.
Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yg sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi aku, Imel dan lena ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.
?Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana??, tanya aku.
?Anu mas, dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,? jawab Imel ogah-ogahan.
?Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,? timpal lena, yg memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.Mendengar lena bicara seperti itu, Imel agak kaget,
?lena, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.
?Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi, ? kata aku sambil tersenyum.
?Eh Iya, Mas Vito mau minum apa ?? tanya Imel sembari bangkit dari sofa,
?Kopi mau ?
?Eh, iya deh boleh, ? jawab aku.

Tak lama kemudian Imel datang sambil membawa 2 cangkir kopi.
?Ini kopinya, ? katanya sambil tersenyum.
lena yg sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata,
?Om, malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam ?? Imel yg ditanya, menjawab dengan gugup,
?Eh, mmh, boleh-boleh aja, tapi emangnya Om Vito mau ?? Merasa dapat durian runtuh, aku menjawab sekenanya,
?Yah, mau sih, ?

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan berkata,
?Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ??
?Eh, iya, ? jawab aku,
?kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ??
?Mmh, belom ngantuk, ? jawabnya lucu.

Tak lama kemudian, Imel datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yg tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. lena yg sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.
?Ya ampun, mami, bajunya itu lho, gak sopan banget.?
?Gak papa Rev?, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,? kata Imel sambil tersenyum ke arah aku, ?Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ??

aku yg masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tdk bisa bicara apa-apa lagi.
? Rev? kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah, mami masih mau ngobrol sama Om Vito, sana tidur!? kata Imel.
aku yg memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong,
?Iya, Rev? besok telat masuk sekolahnya, kamu tidur duluan sana.?lena sepertinya kesal sekali di suruh tidur, ?Aaahh, mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok, ? tapi dia masuk juga ke kamarnya.
Setelah ditinggal lena, aku mulai melakukan agresi militer.
?Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu tdk malu apa sama aku, kita kan baru kenal.
Belum ada 1 hari, kamu ndak takut apa kalo? aku apa-apain
? ?Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku.
Dia lebih memilih sekretarisnya itu,? kata Imel dengan mimik muka sedih.
?Berarti suami mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yg bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis, wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar? kata aku bercanda.
?Dan lagi kamu punya ?itu? mengkel banget? Si Imel menatap aku dengan wajah lugu,
?Itu apa mas ??
? Mmh, boleh aku jujur tdk ??
? Boleh, ngomong aja ?

?Anu, payudaramu itu lho, mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo anumu pasti seukuran satu sendok makan? kata aku sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.
?Ooo, ini,? kata Imel sambil memegang buah dadanya sendiri,
?Mas Vito mau ? terus apaku yg seukuran ?Belum selesai Imel berbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kontolnya,
?Ini,.. mu, buka dong bajumu !? kata aku asal.

Imel yg sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yg menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yg tipis dan hangat, aku langsung membuka bra-nya. Imel dengan gerakan spontan yg halus sekali, membiarkan celana dalamnya aku lucuti.
?Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya, ? kata Imel tanpa memberi aku kesempatan bicara, Imel langsung melepas baju dan celana serta celana dalam aku, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan aku yg sudah terkenal itu. cerita sex
Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah aku dan mengulum si ?adik? dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh aku untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan setengah mati, ketika lidah aku menyapu dengan kasar klitorisnya.
Imel aku suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, memeknya yg sudah basah itu, aku hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, aku meremas buah dadanya yg besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut aku. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi aku dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya.
Langsung aku pegang pantatnya dan aku tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar hebat sekali, dia orgasme, tapi cairan sperma aku belum juga mau keluar. aku percepat gerakan aku, dan tdk memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati aku berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum.
Tak lama kemudian aku sudah ndak tahan. aku tanya :
?Mel, aku mau keluar, dimana nih ??Di tengah cucuran keringat yg amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling ke arah aku,
?Di dalam aja mas ! biar lengkap ? Benar saja, akhirnya cairan aku, aku semprotkan semua di dalam liang memeknya. Banyak sekali, kental dan lengket.

Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia aku suruh menjilati penis aku. Hisapan Imel tetap tdk berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala penis aku.Sekitar 5 menit, Imel menikmati si ?vladimir?, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun.
?Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,? katanya,
?Aku mau nyuci ?ini? dulu,? sambil dia mengelus memeknya sendiri.
?Ya, jangan lama-lama, ? kata aku.

Karena sendirian, aku kocok saja sendiri batangan aku. Tiba-tiba si lena keluar kamar, dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan aku. aku kaget sekali.
?Loh, Rev kamu belum tidur ?? tanya aku setengah panik.
?Belum.? Jawabnya singkat.

Lalu dia berjalan ke arah aku, sementara aku berusaha menutupi penis aku dengan bantal sofa.
?Om, tadi ngapain sama mami ?? tanyanya lagi.
?Eh, anu, Om sama mami lagi ? belum selesai aku menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.

Dia kaget sekali melihat lena ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi memeknya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yg ranum (tdk semua tertutupi sih ),Imel berkata,
?Rev kamu ngapain, kok belum tidur ??lena berpaling menghadap Maminya,
?Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ??Akhirnya aku menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping aku, dan lena aku suruh duduk di karpet, menghadap kami.
?lena, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yg sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,? kata aku sambil melirik Imel yg terlihat sudah agak santai.

?Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.?lena terlihat sedikit bingung,
?Hal itu hal apa Om ??Di sini, Imel mencoba menjelaskan,
?Rev, Mami jangan disalahin ya, lena akung Mami kan ??lena tersenyum,
?Iya lah, mi. lena saayyaaaang banget sama Mami. Tapi lena mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain ?? aku tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu lena yg cukup besar,
?Om Vito sama Mami lagi making love.Kamu tahu artinya kan ??
?Mmh, iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om, lena mau lihat,? jawab lena.

Wah, kaget sekali mendengar lena bicara begitu. Lalu aku melirik Imel, dan Imel mengangguk mengerti.
?lena beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ?? tanya Imel.
lena menjawab dengan polos,
?Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, lena juga mau diajarin, biar bisa?. aku beneran seperti ketiban durian runtuh,
?Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tdk bisa ngajarin, kalo Mamimu tdk ngijinin, Om sih mau aja ngajarin.?lena merajuk, merayu Maminya,
?Mi, boleh ya ??Imel ragu-ragu menjawab,
?Kamu lihat aja dulu deh ya ?!?Sambil tersenyum lena menjawab,
?Iya deh, ,? senang sekali ia.

Setelah itu, lena aku suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika aku ?memamerkan? penis besar aku. Dan lena hanya bisa melongo ketika aku mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus memek yg tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Imel aku suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, aku menyuruh lena untuk duduk mendekat disamping aku.
?Lihat Rev, Mami seneng banget kan ?? kata aku.
Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati penis aku.
?lena sudah pernah ciuman belom ?? tanya aku.
?Belum Om.?
?Mau Om ajarin ndak ?? tanya aku lagi sambil melingkarkan tangan aku di lehernya.
?Mau !? jawabnya singkat.
?Ya sudah, lena ikutin Om aja ya, apa yg Om Vito lakukan, diikutin ya ?!?Belum sempat lena menjawab, aku langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si lena.

Ketika aku menarik lidah aku dengan lembut di dalam mulutnya, lena terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yg tdk beraturan.
Imel terus menghisap batangan aku, ketika aku melucuti tubuh anaknya yg putih bersih dan mulus itu. Buah dada lena memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika aku memilin-milinnya, si lena bergelinjang kegelian.
Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan aku dan membantu lena melepas celana dalamnya yg berwarna hijau muda. lena menurut aja ya sama Om Vito ?kata Imel. Sementara aku meremas-remas toketnya, Imel menyuruh lena untuk menggenggam batang penis aku.
?Rev, sekarang kamu jongkok disini ya ? kata Imel,
?Kamu hisap penisnya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, ? Imel tersenyum akung kepada lena, ?Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ??lena menjawab singkat,
?Bisa, mam ? aku mengarahkan penisku ke mulut lena, sambil mengelus rambutnya yg hitam legam.

?Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !? lena tersenyum.
Imel memperhatikan cara lena menghisap, kadang dia memberikan instruksi.
Tak lama setelah itu, aku menyuruh lena berdiri. aku tersenyum memandang memeknya yg masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yg berwarna putih kemerahan itu. Terus terang aku tdk tega untuk menembusnya. Ya sudah, aku ciumi dan jilati saja memek muda itu. lena benar-benar kegelian.
Akhirnya, Imel menyuruh lena istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa berbasa-basi, Imel langsung menduduki penis aku, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai penis aku, aku meremas-remas toketnya.
Setelah itu, kami pindah tempat. aku berbaring di karpet, dengan Imel masih menduduki penisku, kali ini dia membelakangi aku. lena yg hanya diam melihat aksi kami, aku suruh mendekat ke arah aku. aku menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi memeknya di mulut aku.
Sambil aku remas pantatnya, aku tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, aku sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah aku, masuk ke memeknya dan direspon dengan gerakan yg sangat liar. lena mulai mendesah tdk karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan. aku mulai serius menanggapi Imel. lena aku suruh menyingkir.
Setelah itu, aku membalik tubuh Imel, sekarang dia yg dibawah. aku lebarkan kakinya dan aku tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan aku. Akhirnya Imel tdk tahan juga, begitu juga aku. Dia orgasme, berbarengan dengan aku yg kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kontolnya. Setelah melepas penisku, lena aku suruh menjilatinya.
?Mmmhhh, .. Om kok asin sih rasanya ?? protes lena.
Imel sambil terengah-engah menjawab,
?Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ? Mami bagi dong ?!? aku senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati penis aku.
Pada saat itu, aku teringat Vina (anak tya) yg selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan penis dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan anaknya, lena, yg seperti mengagungkan batangan aku. aku memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang aku buat gerakan yg memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.
Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, aku hanya berdua saja dengan lena, yg benar-benar telah merelakan keperawanannya aku ambil. Tapi kalau dengan Imel, wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika aku dan Imel sedang ?perang alat kelamin? di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan aku dan Maminya yg sedang nungging di bathtub.
Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tdk dijawab, karena sedang ?sibuk?
?Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ?? katanya.
Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yg aku senggamai di ruang TV, di samping Maminya yg telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yg besar itu (bila aku buang di luar, dia tdk mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh lena untuk menjilatinya.
Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang. Untuk yg satu ini, aku tdk mau berbagi rezeki dengan teman kantor aku, tdk seperti sewaktu dengan tya dan devi. - Aku dan Mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar